Showing posts with label Info manajemen. Show all posts
Showing posts with label Info manajemen. Show all posts

SINGKATAN NAMA KOTA

Kita kadang menyingkat nama kota menurut selera kita yang penting mudah dibaca dan diingat, begitu pula di pemerintahan antara departemen satu dengan yang lain kadang berbeda. Oleh karena itu pemerintah melalui BSNI atau Badan Standarisasi Nasional Indonesia mengeluarkan standar menulis singkatan nama kota SNI 7657-2010, sehingga tidak ada lagi perbedaan dalam penulisan singkatan nama kota ini.

Sebetulnya pemerintah sudah lama yaitu sejak tahun 2010 telah mengeluarkan SNI ini, namun karena kurang sosialisasi ke masyarakat sehingga sampai sekarang pun belum terlalu berhasil untuk digunakan oleh masyarakat. Apalagi pemerintah juga masih membiarkan beberapa papan informasi yang sudah terlanjur salah dalam penulisannya.Semoga saja artikel ini dapat membantu untuk menyebarluaskan kepada masyarakat.

Contoh singkatan nama kota menurut SNI:

Kuningan - KNG

Cirebon - SBR

Bandung - SOR

Jakarta Timur - CKG

Jakarta Pusat - TNA

Jakarta Barat - GGP

Jakarta Utara - TJP

Sleman - SMN

Kulon Progo - WAT

Gunung Kidul - WNO

Bantul - BTL

Kodya Yogyakarta - YYK

Blora - BLA

Semarang - UNR

Pati - PTI

Sidoarjo - SDA

Surabaya - SBY

Surakarta - SKT

Lainnya silahkan klik di sini

Mengapa Harus Korupsi?

Alkisah di sebuah negeri yang bernama Astina terdengar kabar yang gegap gempita, karena berbondong-bondongnya para pejabat elit negeri itu untuk mendaftarkan diri agar dijebloskan ke penjara. Mereka pun seperti berlomba menarik simpati bak selebriti namun tetap tak mengakui sepak terjang sebagai tikus laci, mungkin kejantananya sudah dikebiri.

Fenomena korupsi ini sebetulnya sudah lama menjangkiti mental para pejabat negeri itu, namun secara massive beritanya santer terdengar justru setelah reformasi. Walaupun begitu penulis sendiri kurang setuju jika perbuatan bejat ini disebut budaya, karena budaya menurut Mitchel, merupakan seperangkat nilai-nilai inti, kepercayaan, standar , pengetahuan, moral hukum, dan perilaku yang disampaikan oleh individu - individu dan masyarakat, yang menentukan bagaimana seseorang bertindak, berperasaan, dan memandang dirinya serta orang lain. Nah para koruptor ini khan tidak bertindak berdasarkan perasaan, apalagi memandang dirinya sebagai pejabat dan harus selalu menjaga integritas moral serta perilaku kepada masyarakat.

Kalau kita renungkan apa betul korupsi itu diperlukan oleh pejabat negeri Astina itu, atau jangan-jangan protes-protes anti korupsi itu karena mereka tidak kebagian jatah saja, benarkah? Togog pun pernah bercerita bahwa sebetulnya sejak Togog diperkenalkan kegunaan uang di negeri itu, maka bersamaan dengan itu Togog pun juga mendengar desas-desus suap atau pungli (bentuk paksa dari suap) dalam melicinkan segala urusan terutama yang berkaitan dengan urusan pemerintah di negeri Astina tersebut.

Kenapa harus korupsi? Kira-kira jawaban hati para koruptor pastinya bilang “kenapa nggak?, harus bilang wooouww gitu?”., karena mereka korupsi dengan alasan:

Warisan ketrampilan dari leluhurnya Kenapa bisa jadi begitu, karena mereka masuk pegawai negeri itu dengan jalan KKN dan “wani piro”, wajarlah kalau mereka sangat bermental koruptor.

Anggapan gaji kecil tidak mengapa yang penting “sabetannya” Para koruptor ini sebetulnya sosok pribadi yang berminat terjun ke dunia bisnis, namun apa daya mental pemalasnya tidak mendukung. Mental takut rugi, yang penting untung dan balik modal. Meskipun gaji juga sudah dinaikkan, tetapi karena mental bisnis sesatnya sudah terlanjur dihayati, mereka pun lantas kecanduan.

Slogan “kalau bisa lambat kenapa dipercepat, kalau bisa susah kenapa dipermudah”

Mereka betul-betul memahami slogan ini akan membawa kesuksesan bagi diri dan keluarganya, karena dibalik slogan tersebut mengalirlah pundi-pundi emas berliannya. Kita pun dengar ada berbagai proyek pemerintah di negeri Astina itu yang menjadi proyek-proyek pribadi para pejabatnya, yach termasuk kasus rumah susun itu.

Pimpinan selalu memberi contoh korupsi yang baik

Pemimpin yang sudah terlanjur korup selalu menargetkan kepada anakbuahnya sejumlah upeti-upeti yang harus dialirkan setiap bulanya ke meja pimpinan. Bak seorang bankir ternama, mereka pun giat mencari calon untuk dikorbankan menjadi ATM berjalan, yang bisa digesek kapan saja terutama menjelang lebaran. Alasan daya beli yang semakin berkurang, sedangkan kenaikan gaji tidak signifikan

Negeri Astina adalah sebuah negeri yang menyukai inflansi, karena hanya dengan inilah alasan paling manjur mereka korupsi atau minta kenaikan gaji. Pemerintah negeri itu tidak pernah menggulirkan gerakan peningkatan nilai tukar mata uangnya agar daya beli masyarakat naik, tetapi justru memberikan solusi instan dengan menaikkan UMR yang kemudian disusul kenaikan BBM, kenaikan bahan pokok, kenaikan transportasi dll …terus rakyat jadi dapat apa?

Kita tidak perlu kaget dengan kondisi negeri Astina tersebut, toh kata orang tua dulu bilang “sing becik bakal ketitik, sing olo bakal ketoro”, karena penulis masih yakin di negeri Astina walupun sangat berbeda dengan Amarta, tetapi masih banyak pejabat Kurawa yang baik tidak sekedar mengaku baik. Kita tunggu saja munculnya pendekar kesatria keadilan dan kemakmuran, ia…. tetapi terus kapan mbah……????

EFEK DOMINO KENAIKAN UPAH BURUH

oleh Nur Hudda Elhasani
Penulis memang bukan ahli ekonomi tetapi setidaknya penulis merupakan bagian dari masyarakat Indonesia yang mau tidak mau ikut melihat jalannya sejarah negeri ini. Penulis juga seorang buruh, walaupun kadang kebanyakan orang mengetahui yang dimaksud dengan buruh itu adalah karyawan pabrik. Padahal buruh itu sama dengan pekerja yang artinya setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain (UU nomor 13 tahun 2003).

Pada kesempatan kali ini penulis hanya ingin berbagi komentar perihal keputusan pemerintah terhadap kenaikan upah buruh, terlepas apakah keputusan itu akibat demo-demo yang dilakukan oleh karyawan pabrik yang hampir menyentuh rasa kekawatiran terhadap keamanan negeri ini. Bahkan dengar-dengar ada beberapa keputusan kenaikan upah buruh dikarenakan adanya janji politik oleh oknum pejabat pada waktu kampanye PILKADA-nya.

Sekalipun pengusaha menolak kenaikan upah buruh yang fantastis tersebut, tetapi pemerintah telah memutuskan upah buruh di kota besar seperti DKI Jakarta naik 44 persen dari Rp. 1,53 juta menjadi 2.22 juta. Kenaikan upah buruh ini diharapkan dapat memberikan harapan baru bagi kesejahteraan para kaum buruh baik di bidang industri, jasa maupun pertanian dan disisi lain menjadi beban berat yang harus direalisasikan oleh para pengusaha.

Kenaikan upah buruh bagi pengusaha tingkat atas (industri besar) tidaklah terlalu merisaukan mereka, akan tetapi bagi pengusaha tingkat menengah-bawah khususnya dalam bidang sektor pendidikan tidaklah mudah untuk direalisasikan, apalagi pada sektor pertanian termasuk nelayan.

Kenaikan upah buruh ini paling-paling hanya bisa dinikmati oleh mereka-mereka yang menjadi karyawan pabrik besar dan mereka inilah yang rata-rata paling getol melakukan demo-demo karena sudah tahu tuntutannya akan berhasil untuk direalisasikan. Sedangkan untuk buruh di sektor pendidikan bisakah mereka demo, dapatkah mereka menuntut dan bagaimana jadinya kalau para petani demo, para nelayan demo. Bagi penulis mereka sebetulnya the real buruh yang harus mendapatkan perhatian pendapatannya.

Kenaikan upah buruh biasanya menimbulkan efek domino dengan kenaikan harga jual yang dikarenakan adanya kenaikan harga produksi. Dan biasanya pula kenaikan upah buruh ini diikuti dengan kenaikan kebutuhan pokok masyarakat serta akan dapat diperparah dengan adanya kenaikan tarif dasar listrik, kenaikan BBM dan kenaikan biaya transportasi yang semuanya beralasan klasik tidak mau merugi.

Bagaimana dengan upah buruh pendidikan alias guru swasta yang memang sedikit berbeda dengan guru negeri yang sudah lebih dulu mengalami kemakmuran dibanding saudaranya guru swasta. Bisakah mereka serta merta ikut dinaikkan gajinya tanpa menaikan biaya sekolah, tentu saja bisa dengan jalan mengurangi biaya pengembangan dan operasional dengan kata lain menurunkan kwalitas sarana dan prasarananya. Bagaimana kalau biaya sekolah naik untuk mengimbangi kenaikan upah buruh pendidikan, dipastikan hasilnya akan menurunkan kesempatan untuk bersekolah bagi kalangan tidak mampu. Belum lagi kalau berbicara mengenai kondisi para buruh pendidikan di daerah perbatasan atau pulau terpencil.

Selaian fenomena tersebut penulis juga katakan di awal paragrap tadi, bahwa bagi buruh disektor pertanian maupun nelayan, kenaikan upah buruh ini justru menambah kekawatiran akan naiknya kebutuhan hidup sehari-hari mereka. Hasil produksi pertanian biasanya selalu dipatok oleh pemerintah untuk tidak boleh mengalami kenaikan walaupun terdapat alasan biaya produksi mengalami kenaikan. Bagaimana kalau mereka membandel dengan tetap menaikan harga jual produknya seperti yang dilakukan oleh para peternak sapi saat ini.

Kenaikan harga jual di sektor pertanian biasanya akan segera diantisipasi oleh pemerintah dengan membuka kran impor selebar-lebarnya, akibatnya pasti sudah bisa ditebak hasil produksi dari para buruh pertanian ini tidak laku karena kalah bersaing dengan produk impor. Mungkin mereka sudah dilahirkan sebagai orang miskin, agar tetap ada orang yang disebut kaya di negeri ini.

Melonjaknya upah buruh pabrik mendorong orang desa untuk melakukan urbanisasi. Buruh-buruh di pedesaan semakin berkurang, yang pada akhirnya akan memaksa kenaikan upah buruh tani. Nah fenomena ini mau tidak mau akan memaksa kenaikan harga pangan. Sementara itu kalau pemerintah tetap memaksa mengatasi kenaikan harga pangan dengan mengimpor bahan pangan yang lebih murah akan memicu ambruknya sektor pertanian dalam negeri yang seharusnya diproteksi oleh pemerintah.

Dengan kata lain pemerintah akan gagal menjaga ketahanan pangan dalam negeri, apalagi meningkatkannya. Saat ini saja luas lahan pengusahaan petani sangat kecil. Sebagian besar hanya 300m2, bahkan kurang. Dalam kondisi tertentu, seperti saat pengolahan lahan, musim tanam dan panen, para petani sudah mulai kesulitan mendapatkan tenaga kerja. Mereka lebih tertarik bekerja di sektor industri atau menjadi TKI di luar negeri.

Faktanya saat ini pemerintah sudah menaikkan UMR bagi para “buruh” (dibaca pekerja), tinggal kita menunggu akan ada berapa pengusaha yang mampu menaikkan UMR dan ada berapa pengusaha yang terpaksa angkat tangan. Seandainya lebih dari 60% pengusaha tidak mampu menaikkan UMR dan terpaksa gulung tikar atau terpaksa memindahkan usahanya ke negara lainnya, agar produknya masih dapat bersaing di pasaran, maka dipastikan akan banyak perpindahan buruh dari sektor industri ke sektor pertanian. Dengan kata lain transformasi buruh dari sektor pertanian ke sektor industri gagal, PHK dimana-mana, kemiskinan meningkat dan disusul dengan meningkatnya pula beberapa penyakit masyarakat. Akan tetapi seandainya yang terjadi sebaliknya yaitu dimana para pengusaha tidak keberatan menaikkan upah para buruhnya, maka yang dipastikan terjadi adalah kenaikan harga-harga kebutuhan masyarakat.

Persoalan ekonomi bangsa tidak bisa hanya didasarkan pada pertarungan kekuatan buruh dan pengusaha yang porsi angkatan kerjanya hanya 13,87 %. Pemerintah juga harus memikirkan kepada rakyat yang 41,53 juta orang yang saat ini menganggur, setengah menganggur dan menjadi buruh paruh waktu.

Kenaikan upah buruh seyogyanya dilakukan pemerintah dengan pertimbangan yang matang, terukur dan konstruktif, serta jangan hanya didasarkan pada adu kekuatan antara pengusaha, pemerintah dan kaum pekerja, apalagi didasarkan pada kepentingan politik sesaat saja. Dan yang lebih penting lagi kenapa tidak ada demo-demo dari masyarakat yang menuntut penguatan rupiah terhadap mata uang asing terutama dollar US.

PERSYARATAN PENDIRIAN PERSEROAN (PT)

Berikut ini adalah syarat-syarat yang perlu dipenuhi untuk mendirikan Perseroan Terbatas (PT).

Syarat umum pendirian Perseroan Terbatas (PT)
  1. Copy KTP para pemegang saham dan pengurus, minimal 2 orang
  2. Copy KK penanggung jawab / Direktur
  3. Nomor NPWP Penanggung jawab
  4. Pas photo penanggung jawab ukuran 3X4 = 2 lbr berwarna
  5. Copy PBB tahun terakhir sesuai domisili perusahaan
  6. Copy Surat Kontrak/Sewa Kantor atau bukti kepemilikan tempat usaha
  7. Surat Keterangan Domisili dari pengelola Gedung jika berdomisili di Gedung Perkantoran
  8. Surat Keterangan RT / RW (jika dibutuhkan, untuk perusahaan yang berdomisili di lingkungan perumahan) khusus luar Jakarta
  9. Kantor berada di Wilayah Perkantoran/Plaza, atau Ruko, atau tidak berada di wilayah pemukiman.
  10. Siap di survey

Syarat pendirian PT secara formal berdasarkan UU No. 40/2007 adalah sebagai berikut:
  1. Pendiri minimal 2 orang atau lebih (ps. 7(1))
  2. Akta Notaris yang berbahasa Indonesia
  3. Setiap pendiri harus mengambil bagian atas saham, kecuali dalam rangka peleburan (ps. 7 ayat 2 & ayat 3)
  4. Akta pendirian harus disahkan oleh Menteri kehakiman dan diumumkan dalam BNRI (ps. 7 ayat 4)
  5. Modal dasar minimal Rp. 50jt dan modal disetor minimal 25% dari modal dasar (ps. 32, ps 33)
  6. Minimal 1 orang direktur dan 1 orang komisaris (ps. 92 ayat 3 & ps. 108 ayat 3)
  7. Pemegang saham harus WNI atau Badan Hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia, kecuali PT. PMA

Sedangkan persyaratan material berupa kelengkapan dokumen yang harus disampaikan kepada Notaris pada saat penanda-tanganan akta pendirian adalah:

1.KTP dari para Pendiri (minimal 2 orang dan bukan suami isteri).

Kalau pendirinya cuma suami isteri (dan tidak pisah harta) maka,
harus ada 1 orang lain lagi yang bertindak sebagai pendiri/
pemegang saham

2.Modal dasar dan modal disetor.
Untuk menentukan besarnya modal dasar, modal ditempatkan
dan modal disetor ada strateginya. Karena semua itu tergantung
pada jenis/kelas SIUP yang di inginkan. Penentuan kelas SIUP
bukan berdasarkan besarnya modal dasar, melainkan
berdasarkan besarnya modal disetor ke kas Perseroan.

Kriterianya adalah:

1. SIUP Kecil modal disetor s/d Rp. 200jt
2. SIUP Menengah modal disetor Rp. 201jt s/d Rp. 500jt
3. SIUP Besar modal disetor > Rp. 501jt

Besarnya modal disetor sebaiknya maksimum sampai dengan 50% dari modal dasar, untuk memberikan kesempatan bagi Perusahaan apabila sewaktu-waktu akan mengeluarkan saham dalam simpanan, tidak perlu meningkatkan modal dasar lagi. Namun demikian, boleh juga modal dasar = Modal disetor. Tergantung dari kebutuhan.

3.Jumlah saham yang diambil oleh masing-masing pendiri (presentase nya)

Misalnya: A = 25% B = 50% C = 25%

4.Susunan Direksi dan komisaris serta jumlah Dewan Direksi dan Dewan Komisaris

Sedangkan untuk ijin perusahaan berupa surat keterangan domisili Perusahaan, NPWP perusahaan, SIUP, TDP/WDP dan PKP, maka dokumen-dokumen pelengkap yang diperlukan adalah:

  1. Kartu Keluarga Direktur Utama
  2. NPWP Direksi (kalau tidak ada, minimal Direktur Utama)
  3. Copy Perjanjian Sewa Gedung berikut surat keterangan domisili dari pengelola gedung (apabila kantornya berstatus sewa) apabila berstatus milik sendiri, yang dibutuhkan: -copy sertifikat tanah dan -copy PBB terakhir berikut bukti lunasnya
  4. Pas photo Direktur Utama/penanggung jawab ukuran 3X4 sebanyak 2 lembar
  5. Foto kantor tampak depan, tampak dalam (ruangan berisi meja, kursi, Computer berikut 1-2 orang pegawainya). Biasanya ini dilakukan untuk mempermudah pada waktu survey lokasi untuk PKP atau SIUP
  6. Stempel perusahaan (sudah ada yang sementara untuk pengurusan ijin).

Penting untuk diketahui, bahwa pada saat tanda-tangan akta pendirian, dapat langsung diurus ijin domisili, dan NPWP. Setelah itu bisa membuka rekening atas nama Perseroan. Setelah rekening atas nama perseroan dibuka,maka dalam jangka waktu max 1 bulan sudah harus menyetor dana sebesar Modal disetor ke rekening perseroan, utk dapat diproses pengesahannya. Karena apabila lewat dari 60 (enam puluh) hari sejak penanda-tanganan akta, maka perseroan menjadi bubar berdasarkan pasal 10 ayat 9 UU PT No. 40/2007.

TEORI-TEORI TENTANG ANGGARAN



  1. Teori “Product Life-Cycle“. Teori dari Raymond Vernon ini adalah pengembangan konsep tentang “International Product Life Cycle” (IPLC) tahun 1966 yang menguraikan tiga tahapan dalam siklus perdagangan internasional: new product, maturing product dan standardised product yang mengacu pada kondisi sebuah produk sejak awal diproduksi, menjadi matang dan selanjutnya siap dijual setelah mengalami standarisasi. Konsep IPLC juga menguraikan bagaimana orientasi produsen akan berubah seiring dengan tingkat kematangan produk dan akseptabilitasnya di pasaran.
  2. Teori Konsumsi. Teori yang diperkenalkan oleh Franco Modiglani sekitar tahun 1950 ini menjelaskan bagaimana sebuah individu dapat menentukan pilihan-pilihan yang cerdas dalam hidupnya dengan memanfaatkan sumber daya yang ada pada individu tersebut. Dengan melakukan “building up” dan “running down” terhadap aset, individu atau organisasi dapat mengatur pola konsumsi mereka seiring dengan tantangan dan perkembangan jaman yang mereka hadapi secara mandiri dan sesuai dengan sumber daya atau dana yang mereka miliki. Teori ini membawa implikasi pemahaman bahwa cadangan (devisa) suatu negara bergantung pada laju pertumbuhan pendapatan nasional, dan cadangan inilah yang akan memberi negara suatu fleksibilitas dalam menentukan pola konsumsinya.
  3. Life-Cycle Cost/Capability Analysis for Defence Systems. Graham Clark, Paul Piperias dan Richard Traill dalam tulisannya yang berjudul “Life-Cycle Cost/Capability Analysis for Defence Systems” menguraikan tentang mekanisme penerapan Life Cycle Cost Analysis (LCCA) melalui identifikasi dan penilaian persyaratan teknis dalam proses akuisisi sistem-sistem utama (pesawat, kapal dan sebagainya) serta pada proses upgrading selama masa pengoperasian sistem tersebut. Sebagai bentuk implementasi LCCA, perubahan dalam pendekatan manajemen logistik diperlukan untuk menyediakan cost database, yang dalam banyak manajemen pertahanan menjadi isu serius. Isu serius tersebut adalah lemahnya penghitungan life-cycle cost, yang hanya dipahami sebagai harga akuisisi ditambah generalisasi biaya operasional dan pemeliharaan.
  4. Product Life Cycle Costing: How Organizations Can Use Product Life Cycle Cost Management To Drive Target Cost Sourcing. Manjunath Sannappa dalam tulisan ini menguraikan keuntungan dari target cost sourcing: tata kelola yang baik, keuntungan dari produk, keuntungan dari peluncuran produk, ketahanan saham, efisiensi waktu pemasaran, serta pengelolaan dan pengurangan biaya produksi. Bila dilihat secara cermat dari perspektif konsumen, terdapat peluang yang sebenarnya bisa dimanfaatkan dari kecenderungan industri mengurangi biaya produksi, yakni bahwa harga produk yang dipasarkan akan makin murah. Komoditi pertahanan yang dulu bersifat military off-the-shelf (MOTS) kini bergerak kepada sifat commercial off-the-shelf(COTS). Lingkup pasar produk militer jauh lebih luas, harga semakin bersaing, dan selebihnya adalah kecermatan konsumen untuk menentukan apa yang terbaik sesuai daya belinya.

KOMPETENSI MANAJER PERSONALIA

1.Kompetensi Pengelolaan Personalia:
2.Kompetensi Pembelajaran/Training
3.Kompetensi Industrial relation (Penegakan Disiplin )






I.KOMPETENSI PENGELOLAAN KARYAWAN

a.Rekruitmen dan Seleksi
  1. Membuat perencanaan tenaga kerja 1 (satu) tahun)
  2. Memperoleh data bank pelamar sesuai dengan kebutuhan perencanaan tenaga kerja, melalui membuka lowongan iklan di Koran, brosur, kerja sama dengan lembaga-lembaga penyedia tenaga kerja dan kursus.
  3. Melaksananakan seleksi karyawan dengan kriteria yang telah ditentuk job description, mengikuti test tertulis dan lisan.
  4. Melakukan orientasi/pelatihan bagi karyawan yang lulus seleksi dan melakukan monitoring selama kurun waktu yang ditentukan.

b. Administrasi Karyawan

  1. Membuat perjanjian kerja bagi karyawan baru
  2. Membuat rekapitulasi kehadiran karyawan; sakit, ijin, mangkir, terlambat, cuti dianalisa untuk membuat kebijaksanaan berikutnya.
  3. Pengadministrasian data karyawan yang memungkinkan akses data yang cepat.
  4. Menyediakan perlengkapan kerja dengan tepat ; seragam, kartu absent, atribut-atribut dll.

c.Mengelola penggajian
  1. Melakukan pembayaran gaji, jamsostek, lembur, tunjangan-tunjangan karyawan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
  2. Merevisi komponen penggajian yang disesuaikan dengan kebijakan manajemen perusahaan.

d.Pengukuran prestasi kerja.
  1. Membuat dan menetapkan alat pengkukuran yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
  2. Melaksanakan pengukuran prestasi kerja dengan tahap-tahapnya:
  3. Sosialisasi,, penilaian I, penilaian 2, dan kesimpulan
  4. Menganalisa hasil pengukuran untuk pengembanagan karir karyawan, perbaikan kinerja karyawan yang kurang dan bahan untuk kenaikan ataupun bonus kerja.


II.KOMPETENSI PEMBELAJARAN/TRAINING
Mengupayakan peningkatan ketrampilan karyawan dengan memberikan pelatihan:
  1. customer servise,
  2. motivasi,
  3. manajemen waktu,
  4. ketrampilan membuat Planing,
  5. Delegation,
  6. Control Act
  7. dan materi yang disesuaikan dengan kebutuhan.


III.Uraian Tugas Penegakan Disiplin (Industrial relation)
  1. Membuat/memperbaiki peraturan perusahaan yang disesuaikan dengan undang-undang tenaga kerja yang berlaku.
  2. Mengupayakan suasana kerja yang kondusif memungkinkan karyawan bekerja secara maksimal.
  3. Memberikan saksi kepada karyawan karayan yang tidak disiplin dengan memberikan teguran, surat peringatan 1, 2, 3, skorsing dan PHK. Dengan cara bipartite.
  4. Menyelesaikan perselisihan karyawan dengan pihak ketiga apabila langkah bipartite tidak terselesaian yaitu, Depnaker, Pengadilan Industrial Relation.

baca selengkapnya

JURUS MARKETING DARI MARKET CHALLENGER

Market Challenger merupakan sebuah perusahaan yang secara konstan mencoba memperbesar pangsa pasar mereka, yang dalam usaha tersebut mereka berhadap-hadapan secara terbuka dan langsung dengan Market Leader. Karateristik Market Challenger adalah:

1.Biasanya merupakan perusahaan besar dipandang dari sudut volume penjualan dan laba.
2.Selalu berupaya menemukan kelemahan pihak market leader atau perusahaan lainnya, dan kemudian menyerangnya baik secara langsung ataupun tidak langsung.
3.Market Challenger biasanya juga memusatkan upaya mereka pada tindakan mengambil alih perusahaan-perusahaan yang lemah.

Perusahaan Market Challenger harus selalu waspada terhadap serangan dari semua competitor baik competitor dari Market Leader maupun serangan tidak terduga dari Market Follower. Ries dan Trout (1994:64) menyatakan bahwa di dalam sebuah kekuatan terdapat kelemahan. Oleh karena itu dalam setiap kekuatan dari pesaing pasti ada celah kelemahan yang dapat dimanfaatkan.

Menghadapi gempuran dari Market Leader tidaklah segampang menghadapi serangan dari Market Follower walaupun mengantisipasi keduanya sama-sama penting. Ada dua hal pokok yang perlu direncanakan dengan baik oleh market challenger, yaitu menentukan lawan dan sasaran strategi serta memilih strategi penyerangannya.

a.Menentukan lawan dan sasaran strategi

Prinsip dalam militer mengharuskan setiap operasi diarahkan pada sasaran yang jelas, dan dapat dicapai dan bersifat menentukan. Pada umumnya sasaran para market challenger adalah peningkatan pangsa pasar dengan harapan menghasilkan profitabilitas yang tinggi. Penetapan sasaran selalu menyangkut masalah tentang siapa yang dianggap pesaing. Pada dasarnya penyerang dapat memilih menyerang salah satu dari tiga jenis perusahaan, yaitu;

1.Perusahan market leader
Pilihan ini berisiko tinggi, tetapi dapat merupakan strategi yang banyak menghasilkan jika ternyata Sang Leader bukanlah “pemimpin sejati” dan ternyata tidak memenuhi kebutuhan pasar dengan sempurna. Bidang yang harus diteliti dengan cermat adalah kebutuhan konsumen atau ketidak puasan mereka. Bila ternyata banyak ruangan yang tidak atau kurang dipenuhi, hal ini akan menjadi sasaran yang bagus. Untuk dapat mengubah kekuatan market leader menjadi kelemahan, maka market challenger harus dapat menemukan hal yang utama dari market leader dan kemudian menyuguhkan kepada calon pelanggan hal yang sebailiknya. Dengan kata lain, berusaha tampil beda dan tidak mencoba menjadi yang lebih baik dalam hal yang sama.

2.Perusahaan yang tidak berjalan dan kekurangan dana
Kepuasan konsumen dan potensi inovasi perlu diteliti dengan cermat. Bahkan serangan formal dapat berhasil jika sumber daya perusahaan yang diserang memang terbatas.

3.Perusahaan kecil local dan regional yang tidak berjalan dan kekurangan dana
Beberapa penyerangan dapat tumbuh besar tidak hanya dengan merebut konsumen dari pesaing tetapi juga dengan menguasai perusahaan-perusahaan kecil.

b.Memilih strategi penyerangan
Strategi penyerangan mengandung makna usaha untuk merebut sesuatu yang dimiliki lawan. Ada dua aturan umum yang perlu diperhatikan dalam strategi ini, yaitu:
1.Suatu perusahaan sebaiknya tidak melakukan penyerangan, kecuali bila tujuannya tidak dapat dicapai dengan segala cara lainnya.
2.Agar penyerangan dapat berhasil, maka penyerang harus lebih superior dari pada pihak yang diserang.

Ada lima strategi penyerangan yang dapat dipilih yaitu:
1.Frontal attack
2.Flanking attack
3.Encirclement attack
4.Bypass attack
5.Guerilla attack

Kelima pilihan serangan tersebut di atas akan penulis jelaskan pada artikel tayangan berikutnya.

JOBS INTERVIEW

Interview/wawancara pekerjaan merupakan hal yang dibilang susah-suah gampang, kadang orang yang secara potensi akademik bagus tetapi kadang jatuh pada test wawancara ini. Walaupun seorang interviewer berusaha untuk seobyektif mungkin tetapi kalau calon karyawan tersebut adalah tipe seorang yang tertutup, atau pada saat test yang bersangkutan kurang percaya diri bahkan dalam kondisi nervous mungkin hal ini akan menyebabkan sisi obyektifitas penialaian sedikit terganggu. Di bawah ini beberapa tips untuk mempersiapkan diri menghadapi test wawancara

1. Mengapa tertarik bekerja di perusahaan ini?
Nah ini yang sering orang kurang mengantisipasinya, karena dalam hal ini Anda sebetulnya dituntut untuk mengetahui sedikit tentang profile dari perusahaan yang Anda lamar. Kalau perlu Anda juga sudah sedikit mengetahui TUPOKSI jabatan yang Anda lamar walaupun secara umum saja. Untuk mengetahui kedua hal tersebut Anda bisa browsing di internet.
Pertanyaan ini merupakan salah satu alat bagi si pewawancara untuk mengetahui apakah Anda mempersiapkan diri anda dengan baik. Jangan pernah datang untuk sebuah wawancara pekerjaan tanpa mengetahui latar belakang perusahaan

2. Mengapa kami harus mempekerjakan Anda?

Anda dalam hal ini sebetulnya diberikan kesempatan untuk mengungkapkan kelebihan-kelebihan Anda secara singkat dan jelas. Usahakan ceritakan potensi Anda yang sesuai dengan lowongan yang ada inginkan. Yang perlu dihindari adalah Anda jangan memberikan jawaban yang umum, usahakan berikanlah jawaban yang memperlihatkan keunikan yang Anda miliki.

3. Apa kelemahan utama Anda?
Dalam hal ini sebuah kejujuran mutlak diperlukan, hanya saja Anda perlu kemas dengan baik atau minimal Anda tahu solusi untuk meminimalisir atau memperbaiki kekurangan Anda tersebut, sehingga perusahaan tahu bagaimana kelemahan-kelemahan yang Anda miliki dapat diubah menjadi kelebihan - kelebihan tertentu. Misalnya, bila Anda memiliki masalah dengan perusahaan terdahulu, perlihatkan langkah yang Anda ambil. Hal ini memperlihatkan bahwa Anda memiliki kemampuan dalam mengenali aspek yang perlu diperbaiki dan inisiatif dalam memperbaiki diri Anda.

4. Mengapa berhenti dari perusahaan terdahulu?
Walaupun Anda berhenti dari pekerjaan terdahulu dengan cara yang tidak baik, Anda harus berhati-hati dalam memberikan jawaban. Usahakan untuk memberikan jawaban yang diplomatis. Bila Anda memberikan jawaban yang mengandung aspek negatif, kompensasikan jawaban tadi dengan jawaban yang positif. Bila anda mengeluhkan tentang pekerjaan terdahulu, maka hal ini tidak memberi poin apa-apa buat Anda. Perlu Anda sadari bahwa perusahaan baru yang Anda inginkan bukan tempat curhat masalalu Anda.

5. Bagaimana Anda mengatasi masalah?
Pertanyaan ini sebetulnya ditujukan untuk melihat apakah Anda dapat berpikir kritis dan mengembangkan solusi tanpa melihat jenis permasalahan yang Anda hadapi, bahkan walaupun Anda tidak memiliki waktu yang cukup dalam mengatasi masalah yang dihadapi. Gambarkan langkah-langkah yang Anda lakukan dalam memprioritaskan pekerjaan. Hal ini memperlihatkan kemampuan Anda dalam menyelesaikan pekerjaan walaupun dalam situasi yang penuh tekanan.

6. Prestasi apa yang dibanggakan?
Rahasia dari pertanyaan di atas adalah dengan menyeleksi dan memilih secara spesifik prestasi yang berhubungan dengan posisi yang sedang ditawarkan. Walaupun Anda pernah menjuarai bola basket pada waktu kuliah, tetapi ini bukan merupakan sebuah jawaban yang diharapkan. Berikan jawaban yang lebih profesional dan lebih relevan. Pikirkan kualifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut dan kembangkan contoh yang memperlihatkan bagaimana Anda dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.

7. Bisa ceritakan mengenai diri Anda?
Mungkin pertanyaan di atas tampaknya mudah tetapi pada kenyataannya tidaklah semudah yang Anda bayangkan. Yang pasti Anda harus menyadari bahwa pewawancara tidak tertarik untuk mengetahui apa yang Anda lakukan di akhir pekan ataupun dari daerah mana Anda berasal. Pewawancara berusaha mengetahui Anda secara profesional. Siapkan dua atau tiga poin mengenai diri Anda, baik pengalaman kerja maupun sasaran karir Anda dan tetap konsisten. Rangkum jawaban Anda dengan mengungkapkan keinginan Anda sebagai bagian dari perusahaan tersebut. Bila memiliki jawaban yang mantap maka hal ini dapat membawa Anda pada pembicaraan yang memperlihatkan kualifikasi Anda.

8. Berapa gaji yang Anda harapkan?
Untuk menjawab pertanyaan ini, sebaiknya Anda mengetahui pasaran gaji untuk posisi yang ditawarkan dan sebaiknya kalau memungkinkan perlu juga mengetahui sedikit standar gaji di perusahaan yang Anda lamar. Informasi ini kadang bisa Anda peroleh dari OB perusahan tersebut dengan melakukan sedikit ngobrol-ngobrol perihal lama kerja, seberapa sering turn over, alasan rata-rata mereka resign dan berapa take home pay bagi seorang OB. Walaupun Anda tidak dapat memperoleh informasi secara detail namun Anda mungkin sudah bisa menaksir kira-kira berapa gaji yang bakal Anda peroleh dengan cara membandingkan informasi tersebut dengan data-data umum yang sudah Anda miliki. Beritahu pewawancara bahwa Anda terbuka untuk membicarakan mengenai kompensasi bila saatnya tiba. Bila terpaksa, berikan jawaban yang berupa kisaran angka, bukan angka tertentu atau paling aman bagi Anda yang baru mulai kerja katakan saja akan menerima sesuai dengan aturan yang ada. System penggajian yang berlaku akan dapat memberikan kepuasan bagi Anda jika perusahaan tersebut bonafide, namun bagi perusahaan “ecek-ecek” biasanya menerapkan system like and dislike dalam penggajian karyawannya.

TIPS BAGI YANG MEMPUNYAI BANYAK ATASAN


Dunia kerja saat ini memungkinkan seorang karyawan mempunyai beberapa atasan, kadang jika karyawan tersebut merupakan “spesies” multi-tasker yang serba bisa dan efisien dalam bekerja, walaupun begitu karyawan tersebut pasti tidak mungkin bisa menjadi Superman. Terkadang bukanlah sebuah ide yang baik untuk mengambil lebih banyak pekerjaan dari pada yang dapat Anda lakukan hanya karena atasan telah menyuruh Anda.

Beritahukan Tanggung Jawab Harian Anda kepada Atasan Langsung

Secara umum, Anda ingin dianggap sebagai karyawan yang serba bisa oleh semua atasan Anda. Langkah pertama adalah meresmikan tanggung jawab sehari-hari dengan atasan langsung Anda. Cari tahu siapa saja dalam tim Anda berwenang untuk mendelegasikan pekerjaan kepada Anda, dan perhatikan jenis tugas yang akan Anda terima dari setiap orang tersebut.

Katakanlah Bapak A, yang sebetulnya bukan termasuk orang yang berwenang memberi tugas kepada Anda, tiba-tiba memberikan setumpuk laporan status klien untuk Anda kerjakan. Bagaimana Anda menanggapinya? Adalah sangat tepat jika dengan sopan Anda menjawab bahwa Anda akan senang hati untuk membantunya, namun sebisa mungkin atas izin atau otorisasi dari atasan resmi Anda. Si Bapak A mungkin tidak akan keberatan, tetapi dengan cara yang baik, Anda terbebas dari situasi yang canggung. Kemungkinan yang umumnya terjadi, atasan Andalah akan mengatakan tidak pada Bapak A untuk Anda, terutama jika mengerjakan tugas yang berada di luar area tanggung jawab Anda.

Begitupula jika Anda diberi tugas oleh BIG BOSS yang kadang sulit untuk ditolak, memerlukan waktu yang lama untuk mengeksekusi perkerjaan tersebut bahkan lebih-lebih jika tidak sesuai dengan job des utama Anda, sebaiknya Anda konfirmasikan terlebih dahulu dengan atasan langsung Anda termasuk dengan mengkomunikasikan kendala-kendala yang mungkin terjadi apabila Anda menerima tugas dari BIG BOSS tersebut.

Bersikap Tegas

Bayangkan jika Ibu B, salah satu atasan yang memiliki wewenang untuk memberi tugas pada Anda, memberikan tugas mendesak di meja anda yang harus diselesaikan pada akhir minggu. Ibu B telah mengetahui tugas tersebut selama beberapa hari, namun sekarang sudah hari Jumat pagi dan tenggat waktunya sangat dekat. Jangan sampai karena kurangnya perencanaan yang dilakukan orang lain, malah menjadi hal yang darurat untuk Anda. Jika Anda sendiri memiliki tugas lain yang harus dilakukan, katakanlah.

Beritahu Ibu B bahwa Anda ingin sekali melakukan tugas untuknya, tetapi saat ini Anda sedang bekerja pada sebuah proyek dengan Bapak C yang membutuhkan perhatian penuh dari Anda. Beri dia pilihan untuk mengatasi masalah ini dengan Bapak C atau atasan resmi Anda, dan tekankan betapa Anda menikmati bekerja dengannya. Idealnya, Ibu B akan meninggalkan interaksi dengan anggapan bahwa Anda memang ingin membantunya dengan tulus, tetapi Anda tidak bisa berada dalam dua tanggung jawab yang berbeda dan saling bertentangan.

Mintalah Bantuan untuk Memprioritaskan

Bagaimana ternyata jika atasan resmi Anda yang memberikan tugas mendesak, di mana sebetulnya Anda tidak punya waktu lebih untuk mengerjakan tugas tersebut? Seperti misalnya diberi tugas pada menit-menit terakhir saat jam kantor akan berakhir. Jika Anda terima tugas tersebut risikonya Anda akan pulang terlambat, kadang memang hal tersebut Anda akan dihitung kerja lembur yang berarti akan mendapat penghasilan tambahan. Namun perlu diketahui tidak semua karyawan senang mendapat kerja lembur walaupun dengan tambahan upah yang cukup besar. Sebetulnya hal seperti ini dapat Anda komunikasikan ke atasan Anda, apakah masih memungkinkan kalau pekerjaan tersebut diselesaikan besok pagi saja, jika tidak Anda memang harus bersiap-siap untuk kerja lembur.

Untuk kasus yang lain bisa dibilang merupakan skenario yang paling tidak menyulitkan, karena yang Anda harus lakukan adalah dengan memintanya untuk membantu Anda untuk memprioritaskan berbagai tugas Anda. Anda dapat mengatakan sesuatu seperti, "Saya akan senang untuk mengurus itu, tapi hari ini saya akan meneliti statistik untuk presentasi klien Bapak C. Mana yang menurut Ibu harus saya lakukan pertama?"

Jika atasan resmi Anda ingin Anda melakukan tugas darinya dan mengesampingkan tugas dari Bapak C, itu adalah hak prerogatifnya. Sekali lagi, Anda telah meminta orang lain yang memiliki wewenang untuk memutuskan dari dua tugas yang berbeda, yang mana yang harus Anda lakukan. Dengan selalu berusaha untuk menampilkan diri sebagai karyawan pekerja keras dan disiplin untuk kepentingan terbaik perusahaan, Anda akan dapat mempertahankan hubungan yang baik dengan semua atasan Anda tanpa harus "membunuh" diri sendiri dalam prosesnya.

Kunci Utama adalah Komunikasi

Sebagai karyawan yang potensial dan serba bisa, Anda dituntut harus pintar-pintar diri mengelola pekerjaan yang menjadi tugas Anda dan yang perlu diingat Anda bukan Superman. Kemampuan berkomunikasi dengan atasan Anda juga akan sangat berarti dalam membantu mengatasi beban kerja yang diberikan kepada Anda. Anda tidak boleh diam dan menggerutu di belakang terhadap tugas-tugas yang telah Anda terima, sekali Anda menerima, maka Anda harus konsekuen untuk menyelesaikan tugas tersebut dengan baik tanpa harus mengorbankan diri sampai di luar batas kemampuan Anda. Atasan Anda pun akan mengerti dan pasti membantu mencarikan solusi yang terbaik bagi Anda. Selamat bekerja, tingkatkan terus kinerja Anda.

EFEKTIVITAS DARI SEBUAH MEDIA IKLAN

Berhasil tidaknya Iklan yang dilakukan tergantung dari media mana yang digunakan untuk mencapai sasaran, oleh karenanya masalah pemilihan media iklan tidak hanya didasarkan pada perkiraan saja, melainkan harus diperhatikan sifat-sifat iklan dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kegiatan iklan yang dilakukan.

Komunikasi mengenai suatu produk yang ditawarkan yang dilakukan oleh perusahaan terhadap calon konsumen biasanya dilakukan dengan menggunakan sarana iklan. Ketepatan dalam memilih media iklan akan mempengaruhi kesuksesan iklan tersebut, karena itu perlu diperhatikan faktor-faktor yang mepengaruhi dalam pemilihan media iklan seperti berikut ini:

a. Dana yang digunakan untuk iklan
Jumlah dana tersedia merupakan faktor penting yang mempengaruhi bauran iklan, perusahaan yang memiliki dana yang lebih besar kegiatan iklannya akan lebih efektif dibanding dengan perusahaan yang memiliki dana yang terbatas.

b. Sifat Pasar
Beberapa sifat pasar yang mempengaruhi sifat bauran ini meliputi : luas pasar secara geografis, konsentrasi pasar, macam pembeli.

c. Jenis Produk
Strategi iklan yang dilakukan oleh perusahaan dipengaruhi juga oleh jenis produksinya, apakah barang, jasa atau ide.

d. Tahap-Tahap Dalam Siklus Kehidupan Barang
Strategi yang diambil untuk mengiklankan barang dipengaruhi oleh tahap-tahap siklus kehidupan barang yaitu tahap perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan dan tahap kejenuhan. Iklan produk untuk pendatang baru akan berbeda dengan produk yang sudah lama dikenal di masyarakat.


Efektivitas iklan dapat diukur dengan menggunakan Epic model yang dikembangkan oleh AC Nielsen, salah satu perusahaan peneliti pemasaran terkemuka di dunia. Epic Model dan mencakup empat dimensi kritis yaitu empati, persuasi, dampak dan komunikasi (Empathy, Persuasion, Impact and communications – EPIC) berikut akan dipaparkan dimensi – dimensi dalam Epic model.

A. Dimensi Empati
Dimensi empati memberikan informasi yang berharga tentang daya tarik suatu merek. Empati merupakan keadaan mental yang membuat seseorang mengidentifikasikan dirinya atau merasa dirinya pada keadaan perasaan atau fikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain, Kamus besar bahasa Indonesia, (1988:228).

Empati melibatkan afeksi dan kognisi konsumen, menurut J.Paul Peter dan Jerry C Olson (1999), afeksi dan kognisi mengacu pada dua tipe tanggapan internal psikologis yang dimiliki konsumen terhadap rangsangan lingkungan dan kejadian yang berlangsung. Dalam bahasa yang lebih sederhana, afeksi melibatkan perasaan, sementara kognisi melibatkan pemikiran, variasi tanggapan afektif dapat berupa penilaian positif, negatif, menyenangkan atau tidak menyenangkan, dan konsumen dapat merasakan empat jenis tanggapan afektif yaitu emosi, perasaan khusus, suasana hati dan evaluasi yang berbeda dalam tingkat intensitas dan daya improvisasinya.

B. Dimensi Persuasi
Dimensi persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu iklan untuk peningkatan atau penguatan karakter suatu merek, sehingga pemasang iklan memperoleh pemahaman tentang dampak iklan terhadap keinginan konsumen untuk membeli serta memperoleh kemampuan suatu iklan dalam mengembangkan daya tarik suatu merek.

Persuasi (persuasion) adalah perubahan kepercayaan, sikap, dan keinginan berperilaku yang disebabkan satu komunikasi promosi. Komunikasi promosi, seperti periklanan, yang dapat mempengaruhi konsumen dapat menggunakan dua proses kognitif, yaitu : “jalur sentral” dan “Jalur periferal” menuju persuasi. Proses persuasi yang akan dipakai ditentukan dengan tingkat keterlibatan konsumen dalam pesan produk . (Peter dan Olson 1996)

Jalur sentral menuju persuasi (central route persuasion) cenderung muncul ketika tingkat keterlibatan konsumen meningkat. Pada jalur sentral, konsumen “memfokuskan diri pada pesan produk” dalam iklan. Konsumen menerjemahkan pesan produk dalam iklan tersebut, lalu membentuk kepercayaan tentang cirri-ciri dan konsekuensi produk, serta mengintegrasikan makna tersebut untuk membentuk sikap dan keinginan. Jalur periferal menuju persuasi (peripheral route persuasion) cenderung muncul ketika tingkat keterlibatan konsumen lebih rendah. Dalam jalur periferal, konsumen tidak memfokuskan diri pada pesan produk dalam sebuah iklan tetapi pada perangsang “periferal”, seperti selebriti atau musik yang popular dan menarik.

C. Dimensi Impact
Dimensi Impact menunjukkan, apakah suatu merek dapat terlihat menonjol dibandingkan merek lain pada kategori yang serupa dan apakah suatu iklan mampu melibatkan konsumen dalam pesan yang di sampaikan. Dampak (impact) yang diinginkan dari hasil iklan adalah jumlah pengetahuan produk (product knowledge) yang dicapai konsumen melalui tingkat keterlibatan (involvement) konsumen dengan produk dan atau proses pemilihan.

Konsumen memiliki tingkat pengetahuan produk (levels of product knowledge) yang berbeda-beda, yang dapat digunakan untuk menerjemahkan informasi baru dan membuat pilihan pembelian. Konsumen dapat memiliki empat tingkat pengetahuan produk, yaitu : kelas produk, bentuk produk, merek, dan model.

Selain itu konsumen juga dapat memiliki tiga jenis pengetahuan produk, yaitu pengetahuan tentang ciri atau karakter produk, konsekuensi atau manfaat positif menggunakan produk, dan nilai yang akan dipuaskan atau dicapai suatu produk. Keterlibataan (involvement) mengacu pada persepsi konsumen tentang pentingnya atau relevansi personal suatu objek, kejadian, atau aktifitas. Konsumen yang melihat bahwa suatu produk memiliki konsekuensi yang relevan secara pribadi, maka konsumen dikatakan terlibat dengan produk tersebut dan memiliki hubungan dengan produk tersebut. Konsekuensi dengan suatu produk atau suatu merek memiliki aspek kognitif maupun pengaruh. Secara kognitif, yang termasuk dalam keterlibatan adalah pengaruh, seperti evaluasi produk. Jika keterlibatan suatu produk tinggi, maka orang akan mengalami tanggapan pengaruh yang lebih kuat, seperti emosi dan perasaan yang kuat. Keterlibatan dapat berkisar dari tingkat yang rendah – sedikit atau tidak ada relevansinya – ketingkat yang moderat – ada relevansi yang dirasakan – hingga ke tingkat yang tinggi – relevansinya sangat dirasakan. Keterlibatan adalah status motivasi yang menggerakkan serta mengarahkan proses kognitif dan perilaku konsumen pada saat mereka membuat keputusan.

D. Dimensi Komunikasi
Dimensi komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut. Perspektif pemrosesan kognitif adalah inti untuk mengembangkan strategi pemasaran yang berhasil yang merupakan permasalahan komunikasi.

Proses dimulai ketika sumber komunikasi promosi menentukan informasi apa yang harus dikomunikasikan, kemudian meng-enkoding pesan tersebut dalam bentuk simbol-simbol yang paling tepat (menggunakan kata, gambar, atau tindakan). Kemudian, pesan ditransmisikan ke sebuah penerima melalui berbagai media, seperti pertunjukan televisi, penawaran via pos, billboard, atau majalah. Penerima atau konsumen, jika digiring ke suatu promosi, harus men-dekoding atau menerjemahkan maknanya. Kemudian, konsumen dapat mengambil tindakan, seperti pergi ke toko atau melakukan pembelian. Dua tahapan model komunikasi sangat dibutuhkan, khususnya demi keberhasilan penerapan strategi promosi. Tahapan pertama terjadi ketika pemasar menciptakan komunikasi promosi untuk meng-enkoding suatu makna. Tahap kedua adalah pen-dekoding-an, yaitu
konsumen masuk dan memahami informasi dalam komunikasi promosi dan mengembangkan interpretasi pribadi mereka terhadap makna yang ditangkap.

Untuk lebih dapat meningkatkan efektifitas iklan, sebaiknya perusahaan menyusun perancangan program periklanan yang efektif dalam upaya meningkatkan volume penjualan. Adapun langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

a.Memberikan informasi yang jelas dan mempengaaruhi khalayak untuk membeli. Dengan catatan informasi atau fasilitas yang disajikan tersebut memang benar-benar ada dan bagus. Menetapkaan tujuan periklanan yang lebih tepat, antara lain : melakukan iklan persuasive.

b.Keputusan tersebut sangat mempengaruhi besar kecilnya anggaran iklan yang diperlukan. Sebab kenaikan volume penjualan tersebut tidak terlalu tinggi dan banyaknya perusahaan yang bergerak dibidang yang sama.

c.Keputusan mengenai pesan efektif haruslah menarik, spesifik, mudah dimengerti, singkat, dapat dipercaya, sesuai dengan keinginan pembaca dan persuasive. Tahap-tahap yang harus dilalui untuk pembuatan pesan yang efektif antara lain :

1.Perencanaan pesan
Dengan caara induktif yaitu melalui pendapat konsumen atau dengan cara deduktif yaitu melihat keputusan yang dirasakan konsumen. Diharapkan pesan yang disajikan tersebut ditingkatkan.

2.Evaluasi dan Seleksi Pesan
Pesan iklan haruslah masuk akal dan membangkitkan daya tarik keinginan para calon konsumen.

d.Penentuan Media
Dalam menentukan media haruslah dipilih dan memperhatikan aspek-aspek antara lain :
1. Tiras yaitu banyaknya unit fisik penyampaian iklan
2. Harus diperluas media yang dipakai, seperti : melalui media elektronik (Audio Visual).

e.Mengukur Efektifitas Iklan
Dalam pengukuran efektifitas iklan tersebut perusahaan haruslah dapat mengetahui apakah program perancangan periklanan dan anggaran iklan yang dikeluarkan tidak sia-sia. Banyak cara agar konsumen lebih tertarik terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan misalnya dengan cara perusahaan harus memperbaiki kebijaksanaan promosi, khususnya iklan yang telah disajikan selama ini, sehingga didalam melakukan suatu perencanaan promosi dapat memberikan hasil yang memuaskan terhadap pendapatan yang diperoleh perusahaan.

MENGKAMPANYEKAN SUATU PRODUK MELALUI SEBUAH IKLAN

By Nur Hudda Elhasani, S.H.,M.M.


IKLAN merupakan informasi atau pesan untuk mendorong, membujuk masyarakat atau calon konsumen agar tertarik pada barang, jasa maupun suatu kondisi tertentu yang ditawarkan. Jenis iklan tidak terbatas hanya untuk memasarkan suatu produk maupun jasa, melainkan juga suatu kondisi ideal yang lebih baik dalam suatu masyarakat. Jenis iklan yang menawarkan kondisi ideal ini biasanya disebut iklan layanan masyarakat. Istilah iklan juga sering dinamai dengan sebutan yang berbeda-beda. Di Amerika sebagaimana halnya di Inggris, disebut dengan advertising. Sementara di Perancis disebut dengan reclamare yang berarti meneriakkan sesuatu secara berulang-ulang.

Sebenarnya di Indonesia sendiri istilah iklan sering disebut dengan istilah lain yaitu advertensi dan reklame. Kedua istilah tersebut diambil begitu saja dari bahasa aslinya yaitu bahasa Belanda dan Perancis (reclame). Namun, sebutan kata iklan lebih sering digunakan dibanding dengn istilah advertensi dan reklame.

Apapun model perusahaan baik yang modern maupun yang tradisional pasti membutuhkan sarana pemasaran melalui sebuah iklan. Setiap hari kita melihat iklan sengaja atau tidak sengaja. Coba saja perhatikan dari bangun tidur kita sudah terkena terpaan iklan, seperti suara iklan di TV atau radio, tukang sayaur meneriakkan dagangannya, termasuk juga tukang roti dan tukang koran. Setelah kita siap untuk melaksanakan aktivitas, di jalan pun kita melihat dan mendengar iklan, seperti spanduk, billboard, papan nama sebuah toko/supermarket. Oleh karenanya Iklan diartikan sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat suatu media dan dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat

Dari sisi komunikasi iklan sebetulnya merupakan bentuk komunikasi dari pemrakarsa (perusahaan) kepada calon konsumen melalui sebuah media untuk menyampaikan pesan. Dengan adanya iklan ini perusahaan berusaha menyamakan persepsi dengan masyarakat ramai atas suatu produk, jasa maupun kondisi ideal pada masyarakat yang ditawarkan.

baca selengkapnya

MEMBANGUN POSITIONING TERHADAP CITRA SUATU PRODUK

Setiap pengusaha pasti berkeinginan agar produknya dapat diterima masyarakat, di samping juga secara moril produk atau bisnis tersebut dapat menguntungkan serta memberikan manfaat bagi banyak orang serta dapat memberikan dampak yang positif bagi pengembangan karakter masyarakat secara luas dalam jangka panjang.
Positioning bisa didefinisikan sebagai bagaimana suatu produk bisa menonjol bila dibandingkan dengan produk lainnya di pasar.

Bagaimana Posisi Anda di Benak Konsumen
Ilmu marketing, copywriting dan desain adalah suatu segitiga yang saling terhubung. Mereka saling mempengaruhi satu sama lain. Marketing adalah elemen utama dan proses copywriting serta desain Anda haruslah sesuai berdasarkan riset pemasaran Anda.
Bahkan jika Anda tidak bergelut dalam marketing dan hanya bergelut di desain visual dan komunikasi, Anda harus paham dasar-dasar marketing karena desain Anda akan dipengaruhi oleh pesan dan image dari perusahaan Anda atau klien yang sedang berinteraksi dengan Anda.

Orang-orang dihujani oleh iklan-iklan dan pesan-pesan yang semakin hari jumlahnya semakin banyak. Tetapi seberapa banyak dari pesan dan iklan ini yang mampu bertahan dalam benak konsumen? Tentu tidak banyak. Semua informasi yang berebut masuk ke benak konsumen tentunya banyak disaring.

Orang-orang yang surfing di Internet hanya akan mencari situs-situs yang menarik menurut mereka. Bila nonton TV, mereka akan melewatkan semua channel yang menurut mereka tidak menarik. Dari seluruh billboard yang mereka lewati sewaktu perjalanan ke kantor, mungkin hanya satu yang diingat oleh mereka.
Hasil positioning ini adalah terciptanya dengan sukses suatu proposisi nilai yang terfokus pada pelanggan, sehingga menjadi suatu alasan kuat mengapa pasar sasaran harus membeli produk bersangkutan.

Jadi, alangkah baiknya jika kita juga memikirkan apa dampak negatif bila kita tanpa pertimbangan matang membuat suatu kebijaksanaan pada produk/bisnis kita (termasuk membuat tagline, nama produk atau bentuk bisnisnya secara umum dan sebagainya) dan apa dampaknya bagi masyarakat secara luas? Begitu juga apa saja kiranya pengaruh positifnya bagi masyarakat jika kita membangun suatu produk yang benar-benar kita buat dengan tagline, nama, karakter atau tujuan yang lebih positif?

Membangun positioning atas suatu citra produk yang positif yang dapat diterima oleh calon konsumen merupakan pekerjaan yang tidak gampang. Baik dari sisi pilihan terhadap citra yang ingin ditonjolkan maupun cara mengkomunikasikan ke masyarakat. Darimana memulai membangun citra atas suatu produk, tentu saja banyak pilihan sesuai dengan potensi dari suatu produk yang ingin ditonjolkan. Dibawah ini ada beberapa pilihan untuk memulai membangun suatu citra produk:

1.KUALITAS PRODUK

Banyak pengusaha yang membangun citra dari sisi kualitas produknya saja, memang tidak salah dan salah satu cara memang harus berangkat dari masalah kualitas. Tetapi di dalam suatu persaingan sehat dengan competitor lainnya tidak menutup kemungkinan terdapat dua produk atau lebih yang mempunyai kualitas yang sama. Hal ini berarti harus berfikir lagi citra positif apa lagi yang diperlukan agar produk kita dapat masuk di hati para calon konsumen. Perusahaan harus mengerti aspek demensi apa saja yang dipakai konsumen untuk membedakan produk perusahaan tersebut dengan produk dari pesaing.

2.SERVICE / PELAYANAN
Pelayanan yang bagus, cepat, tepat dan menarik akan membantu proses positioning terhadap citra produk yang akan kita tampilkan. Konsumen akan selalu lebih mudah mengingat perilaku front office atau customer service dari pada kualitas produk kita. Pelayanan yang tidak memuaskan dari customer service akan berakibat timbulnya citra negative di benak konsumen atas produk yang kita tawarkan. Misalnya banyak perusahaan yang membangun citra produknya melalui karyawan front officenya dengan jurus 3 S (Senyum, Salam dan Sapa).

3.HARGA

Pelayanan yang bagus pun kadang masih terkendala dengan adanya pilihan harga lebih murah dari competitor yang sekaligus menawarkan kualitas produk dan pelayanan yang sama dengan produk kita. Penentuan harga jual atas suatu produk tidak hanya ditentukan oleh sisi biaya produksi saja tetapi harus terlebih dulu dikaji dari sisi pshykologis konsumen, sisi daya beli konsumen, sisi harga dari competitor, sisi kualitas produknya, sisi tujuan perusahaan dan yang tidak kalah penting adalah daur hidup produk tersebut.

Harga yang murah maupun mahal di mata konsumen selalu memberikan citra tersendiri atas suatu produk tersebut. Memang banyak produk yang berkualitas dan berharga mahal, tetapi tidak semua produk yang berharga mahal pasti berkualitas bagus, hanya produk berkualitas serta prestige yang dapat dijual harga yang cukup mahal dan tetap berkenan di hati konsumen. Misalnya jam tangan Rolex dan mobil Jaguar penetapan harga dari kedua merk tersebut telah sesuai dengan citra produk yang telah dibangun.

4.SEGMENTASI PASAR
Membangun positioning terhadap suatu produk juga perlu memikirkan segmen dari calon konsumen kita. Penanganan konsumen tidak bisa dipukul rata jika produk kita hanya spesifik diperuntukkan untuk segmen pasar tertentu. Kekeliruan mengindentifikasi kelompok konsumen atas suatu produk akan berakibat kurang kuatnya citra produk yang akan dipositioningkan. Misalnya Real Estatate yang berharga mahal harus dicitrakan exlusive dan mewah karena calon konsumen adalah kalangan atas bukan sebaliknya dicitrakan sederhana, karena konsumen akan mempresepsikan negative atas produk tersebut.

5.KARAKTER PRODUK

Suatu produk dapat dipositioningkan kepada konsumen melalui karakter yang dibangun oleh perusahaan. Konsumen akan melihat suatu produk dari karakter yang ditampilkan oleh produk tersebut. Karakter ini ada yang bersifat fisik maupun abstrak. Karakter yang bersifat fisik akan mudah terlihat oleh pancaindera konsumen, misalnya ukuran dari handphone Nokia 3210 (panjang, lebar, dan tebal dalam mm). Sedangkan karakter yang bersifat abstrak akan menggambarkan karakter subyektif berdasarkan persepsi konsumen, misalnya seseorang akan bangga menaiki mobil BMW dibandingkan mobil lainnya karena lebih mewah.

6.MERK
Positioning melalui sebuah merk ini yang paling sering digunakan oleh perusahaan dan dikenal dengan istilah Brand Positioning. Dalam dunia bisnis yang menentukan positioning suatu brand adalah added value dan image apa yang bisa diberikan kepada konsumen. Tujuan dari Positioning Merk adalah menempatkan merek dalam pikiran konsumen untuk memaksimalkan manfaat potensial bagi perusahaan. Positioning merek yang baik membantu memandu strategi pemasaran dengan cara memperjelas esensi merek, tujuan apa yang dapat diraih pelanggan dengan bantuan merek, dan bagaimana menjalankannya secara unik dan berbeda dengan competitor.

KREATIFITAS DAN INOVASI DALAM MENCIPTAKAN SUASANA BELAJAR YANG KONDUSIF

Oleh : Wasitah, S. Pd.
Menjadi guru, pandai saja tidak cukup. Seorang guru harus memiliki motto Not Only teach, but also touch! Guru bukan hanya mengajar, tetapi juga menyentuh hati peserta didik dengan kasih sayang yang akan menguatkan hubungan batin antara guru dan peserta didiknya, sehingga proses belajar dan mengajar akan berjalan sesuai dengan harapannya.

Pembelajaran dalam pengajaran adalah proses belajar mengajar antara guru dengan siswa. Sehingga yang dimaksud dengan belajar adalah suatu perubahan pada individu-individu yang belajar tidak saja berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan tetapi juga kecakapan, ketrampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri. (Sardiman A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta : Rajawali Pers.1990), h.23 ).

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang bisa membuka wawasan, kreatifitas dan pola berpikir mandiri kepada peserta didik. Konsep pembelajaran yang mengacu pada teoritis dan hafalan saja akan membosankan. Siswa akan gampang lupa, terhadap apa yang baru dihafalkan.

Sebenarnya, pendidikan tidak hanya bergantung pada buku atau bahan ajar dan alat peraga yang telah ada. Alam semesta sesungguhnya merupakan sumber belajar yang tidak ada habisnya. Bagaimana memberdayakan dan memanfaatkan alam semesta sebagai sumber belajar akan sangat bergantung pada kreativitas dan inovasi guru kepada para peserta didik. Dengan pembelajaran yang kreatif dan inovatif siswa mempunyai pengalaman belajar dan life skill yang akan dibawanya sebagai bekal hidup di tengah-tengah masyarakat..

Konsepsi Kreatif dan Inovatif
Kreatif merupakan suatu kondisi dimana seseorang memiliki kemampuan daya cipta. Seseorang yang memiliki daya kreasi tinggi sering pula orang tersebut kreativitasnya tinggi. Hal ini berarti orang tersebut memiliki sifat untuk menciptakan sesuatu. Suatu produk yang kreatif biasanya menghendaki kecerdasan dan imajinasi. Maksudnya, sebuah kreasi merupakan hasil buah pikiran atau kecerdasan akal manusia yang didefinisikan sebagai kemampuan mencipta.yang dimiliki seseorang.

Inovatif, seperti halnya kreatif, juga merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang. Inovatif merupakan sifat pembaruan atau kreasi baru. Kreasi ini bisa berhubungan dengan pendekatan, metode, atau gagasan. Gagasan-gagasan itu akan merupakan suatu inovasi apabila berbeda dengan yang lama. Dengan kata lain inovatif berarti kemampuan untuk memperkenalkan sesuatu yang baru.

Guru mempunyai kesempatan besar untuk mengubah suatu kondisi atau atmosfir pembelajaran yang kurang baik menjadi lebih baik dan yang membosankan menjadi menyenangkan.

Diharapkan dengan kreatifitas dan inovasi guru-guru sebagai ujung tombak kreator dan inovator yang langsung berhadapan dengan kelas akan membawa suatu kondisi pembelajaran yang kondusif secara keseluruhan. Selanjutnya apabila kedua kemampuan ini sudah menjadi milik guru-guru dalam pekerjaannya sehari-hari, bukan hal yang tidak mungkin guru-guru ini akan menjadi agen pembaharuan baik untuk sekolah tempatnya bekerja atau lebih luas lagi bagi dunia persekolahan, bahkan dunia pendidikan. Contoh pembelajaran kreatif adalah : sosio drama, praktikum, studi lapangan, studi kasus, kunjungan ilmiah ke perusahaan atau instansi pemerintah. Dengan pembelajaran seperti ini anak didik tidak muda lupa, sehingga kalau ada masalah, siswa akan mampu memecahkannya, karena dia sudah mengalaminya dengan praktek.

Ciri-Ciri Guru Kreatif dan Inovatif

1.Fleksibel
2.Optimistis
3.Respek
4.Cekatan
5.Humoris
6.Inspiratif
7.Lembut
8.Disiplin
9.Responsif
10.Empatik
11.Nge-Friend

Lingkungan Belajar Yang Kondusif
Agar pembelajaran kondusif dan berhasil, seorang guru yang kreatif dan inovatif perlu memperhatikan hal-hal berikut :
a)Mengurangi metode ceramah.
b)Memberikan tugas yang berbeda bagi peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus.
c)Mengelompokkan peserta didik berdasarkan kemampuannya
d)Memodifikasi dan memperkaya bahan pembelajaran.
e)Menghubungi spesialis jika ada peserta didik yang mempunyai kelainan.
f)Menggunakan prosedur yang bervariasi dalam membuat penilaian dan laporan.
g)Memahami bahwa peserta didik tidak berkembang dalam kecepatan yang sama.
h)Mengembangkan situasi belajar yang memungkinkan setiap anak bekerja dengan kemampuan masing-masing.
i)Mengusahakan keterlibatan peserta didik dalam berbagai kegiatan pembelajaran.
j)Memahami peserta didik dari sisi kemampuan, potensi, minat, hobi, sikap, kepribadian, kebiasaan, catatan kesehatan, latar belakang keluarga, dan kegiatannya di sekolah.


Pengkondisian Kelas Agar Kondusif
1. Suasana kelas yang aman dan nyaman secara emosional dan intelektual.
Terkadang siswa punya banyak pertanyaan dibenaknya, tetapi ada semacam perasaan malu dan takut, dikira bodoh jika melontarkan pertanyaan. Sebagai guru, kerja keras kita salah satunya adalam menciptakan kelas yang memberik keamanan secara emosional bagi siswa. Memang agar menjadi siswa yang percaya diri mereka perlu mengambil resiko, tetapi di lingkungan yang tidak mendukung kenyamanan secara emosional, siswa akan berpikir 1000 kali untuk mau bertanya dan berpendapat.

2. Guru mengukur keterlibatan (engagement) siswa dalam tugas yang ia berikan.
Seorang guru yang ahli mampu menciptakan suasana kelas yang aktif dalam pembelajaran di kelas yang diajarnya dalam presentasi keterlibatan yang penuh alias 100 persen. Artinya, misalkan seorang guru mengajar selama 40 menit, maka selama 40 menit itu pulalah, siswa belajar dengan aktif dan terlibat penuh dalam pembelajaran.
Pertanyaannya begini “Jika saya adalah murid saya sekarang, seberapa senang saya diajar oleh guru seperti saya? “ atau “Seberapa besar siswa aktif atau terlibat penuh dalam pembelajaran yang saya lakukan?”.

3. Memaksimalkan 5 menit terakhir yang menentukan
Jadikan 5 menit terakhir pembelajaran anda untuk merangkum, berbagi atau berefleksi mengenai hal yang siswa sudah lakukan selama pembelajaran.
Bagilah menjadi dua pertanyaan besar, misalnya bagian mana yang paling berat dilakukan dan susah dimengerti. Pertanyaan selanjutnya, pengetahuan baru apa yang kamu dapatkan hari ini? Dengan demikian membuat siswa berdialog dengan dirinya sendiri mengenai proses belajar yang telah dilakukannya.

4. Membiasakan budaya menjelaskan, bukan budaya asal menjawab dengan betul.
Ciri-ciri sebuah pertanyaan yang baik adalah pertanyaannya hanya satu tetapi mempunyai jawaban yang banyak. Sebagai guru budayakan pola perdebatan atau percakapan akademis yang baik dan sopan di kelas kita.

5. Mengajarkan kesadaran siswa dalam memandang sebuah pengetahuan.
Saat membelajarkan siswa, dikarenakan keterbatasan kita, terkadang kita sudah membuat mereka menebak atau mengarang-ngarang sebuah jawaban demi mendapatkan hasil yang benar.
Dengan demikian sebagai guru harus tahu saat siswa menjawab soal dengan salah tapi dengan keyakinan (for sure) atau menjawab soal dengan benar tapi dengan tidak yakin (confused).

NASIB SEBAGAI SEORANG KARYAWAN

Ketika mengajar di kelas tidak jarang saya membahas tema faktual termasuk apa pandangan para mahasiswa tentang kerja. Ada yang menjawab kerja (mencari nafkah) itu adalah ibadah, kewajiban, sumber pendapatan, kehidupan, aktualisasi diri, hobi, dan bahkan ada yang pada kondisi tertentu kerja itu dipandang sebagai ancaman. Sebagian besar mereka menjawabnya kerja sebagai ibadah. Kemudian dalam prakteknya ada orang yang malas kerja dan ada yang rajin. Mengapa demikian?. Dari sisi teori dikenal adanya teori X dan teori Y. Teori yang pertama mengindikasikan bahwa pada dasarnya seseorang itu malas kerja. Kerja dipandang sebagai menyusahkan sekaligus mengancam dirinya. Kalau seorang karyawan maka dia termasuk orang yang egoistis, egosentris, dan tak bertanggung jawab. Sementara karyawan yang bercirikan teori Y adalah orang yang sangat rajin dan disiplin. Kerja sudah dipandang sebagai kebutuhannya. Inisiatif atau etos kerjanya begitu tinggi dan bertanggung jawab. Bahkan dekat dengan perilaku kecanduan kerja.

Apa saja ayat yang ada di dalam Al-Quran yang menyangkut kerja? Tidak sedikit ayat yang berkait tentang pentingnya kerja. Salah satunya, Allah berfirman: “dan katakanlah: bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang beriman akan melihat pekerjaan itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Maha Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata lalu diberitakannya kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. At-Taubah 105). Dengan kata lain Islam sangat membenci pada orang yang malas dan bergantung pada orang lain. Sikap ini diperlihatkan Umar bin Khattab ketika mendapati seorang sahabat yang selalu berdo’a, tidak mau bekerja. “janganlah seorang dari kamu duduk dan malas mencari rizki kemudian ia mengetahui langit tidak akan menghujankan emas dan perak. Rasululllah SAW pun senantiasa berdo’a kepada Allah agar dijauhi sifat malas, sifat lemah dan berlindung dari Allah penakut dan sangat tua dan saya berlindung kepada-Mu dari siksa kubur dan dari ujian hidup dan mati (HR. Abu Daud).

Secara normatif (ajaran) di atas, seharusnya kaum muslim khususnya di Indonesia memiliki etos kerja tinggi. Mengapa? Karena Islam mengajarkan agar umatnya harus mengawali kerja dengan niat yang utamanya untuk ibadah pada Allah. Selain itu tidak melakukan pekerjaan yang haram seperti korupsi dan merampok. Kemudian tidak merugikan orang lain, saling meridhai, tak ada unsur penipuan, tidak merusak lingkungan, dan untuk meningkatkan kesejahteraan umat atau berdasarkan rahmatan lil alamin. Kalau demikian maka seharusnya produktifitas kerjanya tinggi. Namun dalam prakteknya belum semua umat menerapkan ajakan dan peringatan Allah tentang kerja.
Oleh karena itu marilah kita simak pengklasifikasian karyawan dan pejabat kantor ini dari sudut istilah hukum yang digunakan dalam agama Islam. Pendekatan ini sama sekali bukan untuk mencampuradukkan atau merendahkan nilai istilah hukum tersebut, melainkan hanya sekedar untuk pengelompokan guna mempermudah pemahaman kita karena makna dari istilah hukum tersebut sangat sederhana dan akrab bagi kita. Mudah-mudahan bisa jadi cara yang praktis untuk mengukur dan menilai diri sendiri.
(Ide dasar ini diambil dari pendapat Emha Ainun Najib)


1. Karyawan / Pejabat "Wajib"

Tipe karyawan atau pejabat wajib ini memiliki ciri : keberadaannya sangat disukai, dibutuhkan, harus ada sehingga ketiadaannya sangat dirasakan kehilangan.
Dia sangat disukai karena pribadinya sangat mengesankan, wajahnya yang selalu bersih, cerah dengan senyum tulus yang dapat membahagiaan siapapun yang berjumpa dengannya.
Tutur katanya yang sopan tak pernah melukai siapapun yang mendengarnya, bahkan pembicaraannya sangat bijak, menjadi penyejuk bagi hati yang gersang, penuntun bagi yang tersesat, perintahnya tak dirasakan sebagai suruhan, orang merasa terhormat dan bahagia untuk memenuhi harapannya tanpa rasa tertekan.
Akhlaknya sangat mulia, membuat setiap orang meraskan bahagia dan senang dengankehadirannya, dia sangat menghargai hak-hak dan pendapat orang lain, setiap orang akan merasa aman dan nyaman serta mendapat manfaat dengan keberadaannya

2. Karyawan / Pejabat "Sunnah"
Ciri dari karyawan/pejabat tipe ini adalah : kehadiran dan keberadaannya memang menyenangkan, tapi ketiadaannya tidak terasa kehilangan.
Kelompok ini hampir mirip dengan sebagian yang telah diuraikan, berprestasi, etos kerjanya baik, pribadinya menyenangkan hanya saja ketika tiada, lingkungannya tidak merasa kehilangan, kenangannya tidak begitu mendalam.
Andai saja kelompok kedua ini lebih berilmu dan bertekad mempersembahkan yang terbaik dari kehidupannya dengan tulus dan sungguh-sungguh, niscaya dia akan naik peringkatnya ke golongan yang lebih atas, yang lebih utama.

3. Karyawan / Pejabat "Mubah"
Ciri khas karyawan atau pejabat tipe ini adalah : ada dan tiadanya sama saja.
Sungguh menyedihkan memang menjadi manusia mubadzir seperti ini, kehadirannya tak membawa arti apapun baik manfaat maupun mudharat, dan kepergiannya pun tak terasa kehilangan.

Karyawan tipe ini adalah orang yang tidak mempunyai motivasi, asal-asalan saja, asal kerja, asal ada, tidak memikirkan kualitas, prestasi, kemajuan, perbaikan dan hal produktif lainnya. Sehingga kehidupannya pun tidak menarik, datar-datar saja.
Sungguh menyedihkan memang jika hidup yang sekali-kalinya ini tak bermakna. Harus segera dipelajari latar belakang dan penyebabnya, andaikata bisa dimotivasi dengan kursus, pelatihan, rotasi kerja, mudah-mudahan bisa meningkat semangatnya.

4. Karyawan / Pejabat "Makruh"
Ciri dari karyawan dan pejabat kelompok ini adalah : adanya menimbulkan masalah tiadanya tidak menjadi masalah.

Bila dia ada di kantor akan mengganggu kinerja dan suasana walaupun tidak sampai menimbulkan kerugian besar, setidaknya membuat suasana tidak nyaman dan kenyamanan kerja serta kinerja yang baik dapat terwujud bila ia tidak ada.

Misalkan dari penampilan dan kebersihan badannya mengganggu, kalau bicara banyak kesia-siaan, kalau diberi tugas dan pekerjaan selain tidak tuntas, tidak memuaskan juga mengganggu kinerja karyawan lainnya.

5. Karyawan / Pejabat "Haram"

Ciri khas dari kelompok ini adalah : kehadirannya sangat merugikan dan ketiadaannya sangat diharapkan karena menguntungkan.

Orang tipe ini adalah manusia termalang dan terhina karena sangat dirindukan "ketiadaannya". Tentu saja semua ini adalah karena buah perilakunya sendiri, tiada perbuatan yang tidak kembali kepada dirinya sendiri.

Akhlaknya sangat buruk bagai penyakit kronis yang bisa menjalar. Sering memfinah, mengadu domba, suka membual, tidak amanah, serakah, tamak, sangat tidak disiplin, pekerjaannya tidak pernah jelas ujungnya, bukan menyelesaikan pekerjaan malah sebaliknya menjadi pembuat masalah. Pendek kata di adalah "trouble maker".
Silahkan anda renungkan, kita termasuk kategori yang mana...?

Semoga semua ini menjadi bahan renungan agar hidup yang hanya sekali ini kita bisa merobah diri dan mempersembahkan yang terbaik dan yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat nanti. Jadilah manusia yang "wajib ada". Semoga!

MASA KERJA SEBAGAI KARYAWAN TETAP

Tulisan kali ini saya buat didasarkan karena seringkali penulis ditanya mengenai status karyawan di suatu perusahaan. Dan seringkali perusahaan yang bergerak dalam bidang pendidikan atau perusahaan yang bidang bisnisnya tidak berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru atau produk tambahan yang masih dalam tahap uji coba pasar.

Sebelum membicarakan mengenai status karyawan, kita terlebih dahulu harus mengetahui kapan masa kerja seorang karyawan dengan jenis pekerjaan tetap dihitung. Masa kerja berkaitan dengan kapan hubungan kerja dimulai antara karyawan dengan perusahaan. Pada Pasal 50 selengkapnya berbunyi:" Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha dan pekerja/buruh" Pada pasal tersebut tidak disebutkan soal status karyawan tetap dan kontrak”.

Jadi untuk jenis pekerjaan bersifat tetap, masa kerja karyawan dihitung sejak dia mulai menjalani sebagai karyawan tidak tetap/honorer/magang/, yang intinya sejak dia diterima sebagai karyawan di perusahaan tersebut.

Nah…yang sering terjadi juga, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang edukatif baik formal maupun non formal ikut-ikutan latah menerapkan perjanjian kotrak yang terus-menerus tanpa akhir terhadap jenis pekerjaan yang bersifat tetap. Hal ini tentu saja akan bertentangan dengan UU ketenagakerjaan.

Dalam UU ketenagakerjaan, ditetapkan bahwa untuk menentukan status kontrak harus memenuhi sejumlah seperti yang disebutkan pada Pasal 59 pasal 1 sbb:

Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu, yaitu :

a.Pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya ;
b.Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama dan paling lama 3 (tiga) tahun ;
c.Pekerjaan yang bersifat musiman; atau
d.Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.
e.Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap.

Mengacu pada ketentuan di atas, maka masa kerja karyawan kontrak maksimal 3 tahun saja dan karyawan tersebut tidak akan diangkat jadi karyawan tetap, karena status kontrak bukanlah jenjang status karyawan (dimulai dari kontrak baru kemudian diangkat jadi karyawan tetap).

Namun demikian, dalam prakteknya banyak perusahaan yang menetapkan status kontrak untuk pekerjaan yang bersifat tetap (hal tersebut menyalahi pasal 59 ayat 1e), sehingga setelah dikontrak selama 3 tahun kemudian diangkat jadi karyawan tetap. Jika kasusnya seperti ini, artinya jenis pekerjaan sebetulnya adalah pekerjaan yang bersifat tetap, maka masa kerja dihitung dari pertama kali dia bergabung di perusahaan. Dengan kata lain yang dimaksud dengan masa kerja bagi karyawan dengan jenis pekerjaan yang bersifat tetap adalah sejak pertama kali dia menerima pekerjaan dengan perusahaan tersebut (dimulai sejak status masa percobaan).

Dalam kasus lain, misalnya seorang karyawan dikontrak untuk mengerjakan pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, misalnya 1 tahun dan produk tersebut ternyata tidak berlanjut. Kemudian perusahaan menawarkan pekerjaan lain yang berbeda dengan pekerjaan terdahulu dan yang bersifat tetap dengan status karyawan tetap dan dimulai dengan masa percobaan dulu, maka masa kerja dimulai dari karyawan tersebut mulai menjalani masa percobaan.

Ada hal perlu dipahami bahwa perjanjian kerja dengan waktu tertentu (status karyawan tidak tetap) tidak dapat dilakukan terhadap pekerjaan yang bersifat tetap, hal ini sesuai dengan Pasal 59 ayat (2) UU No. 13 Tahun 2003. Jadi tidak ada alasan lagi apabila terus-menerus status karyawan tidak tetap diperpanjang terhadap jenis pekerjaan yang ditanganinya adalah pekerjaan bersifat tetap seperti misalnya tenaga ke administrasian sekolah/yayasan, tenaga kasir yang tidak bersifat musiman dan lain sejenisnya.

ADA PEMIMPIN TETAPI TIDAK ADA PIMPINAN

Topik di atas kedengarannya aneh, tetapi kenyataannya bisa saja terjadi. Artinya ada ketua tetapi tidak mampu memimpin subordinasinya. Dia tidak mampu menempatkan dirinya sebagai seorang pimpinan sekaligus menjadi seorang pemimpin yang handal. Dengan kata lain seorang pimpinan yang tidak memiliki jiwa kepemimpinan yang baik. Yang diteladani atau diikuti oleh bawahannya. Nah apa jadinya kalau suatu unit dalam suatu tim kerja dan pada tingkat manajemen dalam organisasi tidak memiliki pemimpin dalam artian yang sebenarnya? Hasil buruk pasti tidak dapat dielakkan.

Berikut pendapat John C. Maxwell yang disarikan dari bukunya 360 Degree Leader, menurutnya ada beberapa akibat kalau suatu organisasi, pada tingkatan tidak ada pemimpin yaitu:

a.Kehilangan Visi. Jika suatu tim kerja mulai bekerja dengan visi tertentu namun tanpa seorang pemimpin, hal ini akan menyulitkan. Mengapa? Karena visi menjadi bolong sana bolong sini. Dan tanpa seorang pemimpin, visi akan menimbulkan ketidak-teraturan dan tim bakal giyah hingga kehilangan arah. Sebaliknya jika sebuah tim memiliki pemimpin tetapi tanpa visi, bisa jadi tidak masalah karena akhirnya mereka akan membuatnya. Pemimpin seperti itu disebut visioner. Pemimpin mengarahkan kerja tim sesuai dengan visi tim.

b.Keputusan-keputusan yang tertunda. Tidak semua pengambil keputusan yang baik adalah pemimpin. Namun semua pemimpin yang baik adalah pengambil keputusan. Kalau sesuatu mendorong seorang pemimpin untuk membuat keputusan dan ternyata belum dilakukannya maka berarti ada penundaan. Lalu orang lain membantunya untuk membuat keputusan yang lebih cepat.

c.Beberapa agenda menumpuk. Ketika satu tim berkumpul dan tidak seorang pun diketahui mana yang menjadi pemimpin, maka semua individu mulai menjalankan agenda mereka masing-masing. Dan tentunya tanpa ada arahan dan komando dari seseorang. Agenda akhirnya menumpuk, ketika mereka akan menyatukan suara dan pekerjaannya, maka ketika itu pula mereka membutuhkan seorang pemimpin.

d.Konflik meluas. Salah satu peran terpenting seorang pemimpin adalah resolusi konflik. Ketidak-beradaan kepemimpinan menyebabkan konflik semakin meluas dan merusak. Sering konflik mendorong seorang pemimpin untuk melangkah dan turun tangan. Lalu membawa para individu yang berkonflik untuk duduk dalam satu meja menyelesaikan konflik.

e.Moral menurun. Napoleon pernah berkata “leaders are dealers in hope”. Ketika para pemimpin sedang tidak ada, para pengikutnya kerap kehilangan harapan. Kondisi terus-menerus seperti ini akan menyebabkan dekadensi moral sehingga akan berakibat hilangnya kepercayaan dan semangat kerja.

MANAJEMEN OUTING CLASS

Bagi orangtua siswa atau para pelajar sendiri istilah Outing Class, Field Trip, atau Studi Tour tidaklah asing lagi. Begitu pula dengan pihak penyelenggara atau sekolah, juga tidak jarang mendapat kritikan-kritikan bahkan omelan dari orangtua siswa, namun begitu banyak pula penyelenggara yang mendapat acungan jempol dari para orang tua dan siswa itu sendiri.
Sebetulnya outing class banyak memberikan manfaat bagi siswa maupun sekolah sebagai penyelenggara, di antaranya yaitu:

Bagi Siswa

1.Menanamkan jiwa kebersamaan pada seluruh siswa, hal ini disebabkan karena kegiatan outing ini diikuti oleh seluruh siswa.
2.Meningkatkan rasa sosial yang dimiliki oleh para siswa. Dengan adanya kegiatan outing ini, siswa diajak untuk mengunjungi berbagai tempat yang berbeda sehingga memberi pengalaman kepada siswa untuk bersosialisasi dengan dunia luar terutama di luar sekolah.
3.Memecah kejenuhan siswa. Beragam aktifitas yang dilakukan oleh siswa sangat memungkinkan siswa mengalami kejenuhan atau kepenatan di sekolah. Dengan adanya program outing ini, ternyata dapat menyalurkan kejenuhan siswa kepada hal-hal positif.
4.Memberi semangat baru. Berbagai program outing dan variasi tempat yang dikunjungi menjadi semangat tersendiri bagi siswa setelah pulang dari kegiatan outing.
5.Menumbuhkan kreatifitas baru. Dengan adanya kunjungan ke daerah-daerah tertentu yang sesuai dengan kurikulum yang diajarkan ke sekolah, akan menumbuhkan semangat baru untuk berpikir kreatif dalam mempelajari teori-teori yang sesuai dengan aplikasi yang telah diterapkan di masyarakat.

Bagi Penyelanggara

1.Merupakan salahsatu kegiatan promosi yang dikemas dalam kegiatan belajar di luar kelas.
2.Menumbuhkan ide kreatif bagi Guru untuk mendekatkan jurang penghubung antara teori yang diajarkan dengan aplikasi di masyarakat.
3.Sebagai sarana refreshing Guru, yang senantiasa disibukkan oleh kegiatan belajar mengajar.
4.Menumbuhkan kedekatan psikologis antara Guru dengan anak didiknya.
5.Membantu memudahkan Guru dalam menjelaskan fenomena-fenomena lingkungan atau alam sekitar.

Kegiatan outing ini selalu ditemani oleh para guru pendamping yang dengan setia mendidik siswa untuk selalu menunjukkan akhlak yang terpuji di seluruh lokasi outing yang dikunjungi. Oleh karena itu, meskipun kegiatan outing ini dilakukan di luar sekolah namun pengawasan dan proses pendidikan tetap berjalan. Selain itu, kegiatan outing ini juga dijadikan sarana pembelajaran bagi siswa.
Walaupun tujuan dari outing class adalah positif namun masih sering kita dengar adanya kritikan-kritikan dari orang tua siswa. Kritikan yang bersifat membangun tentu saja sangat diperlukan bagi penyelenggara agar kegiatan outing class atau study tour ini makin menunjukkan kualitas yang sesuai keinginan dan tujuan yang telah ditetapkan. Langkah-langkah untuk meminimalisir protes dari orangtua siswa:

Langkah Persiapan

1.Komunikasikan rencana outing class jauh-jauh hari minimal 1 minggu (kalau promosi sekolah dari awal sudah memberikan info ada kegiatan outing class-nya). Dalam pemberian informasi selain lokasi dan biaya yang akan dibebankan ke siswa, perlu juga diinformasikan tujuan dan manfaat dari outing class ke lokasi tersebut.
2.Bentuk panitia kecil yang akan menangani masalah transportasi, konsumsi, acara, dan bila diperlukan petugas security atau kesehatan.
3.Dilakukan survey ke lokasi yang akan dituju dan simulasikan langkah-langkah jika terjadi kendala di lapangan seperti hujan, banjir atau melewati daerah macet.
4.Data siswa yang mempunyai masalah dengan kesehatan dan komunikan dengan orangtuanya, cara-cara menangani masalah tersebut termasuk persediaan obat-obatan.

Pada Saat di Lokasi

1.Data siswa sebelum dan ketika akan meninggalkan lokasi, untuk memudahkan pengontrolan pasangkan siswa masing-masing atau buatlah kelompok-kelompok kecil.
2.Senantiasa menjaga kebersihan lingkungan dan juga sopan santun terhadap masyarakat sekitar.
3.Jika perlu berilah penjelasan-penjelasan mengenai hal-hal menarik yang ditemui di lokasi tersebut.
4.Waspadalah terhadap masalah-masalah keamanan, termasuk jika siswa ke kamar kecil perlu di dampingi panitia.
5.Selalu konsisten terhadap waktu yang telah ditetapkan.
6.Koordinasi yang baik antar panitia sangat diperlukan pada saat di lokasi yang dikunjungi.

Sesudah Outing Class

1.Buatlah laporan tertulis mengenai pelaksanaan outing class tersebut kepada Kepala Sekolah.
2.Terangkan kepada siswa keterkaitan antara teori dengan fenomena-fenomena yang di temui di lokasi outing class.
3.Buatlah evaluasi terhadap pelaksanaan outing class tersebut.