MENINGKATKAN CARA BERPIKIR KRITIS PADA ANAK

Pengaruh dan upaya pengembangan berpikir kritis pada masyarakat akan berdampak pada perubahan hierarki social ekonomi masyarakat. Oleh karena itu bagi generasi yang mempunyai pemikiran yang kritis akan melihat dan mempertanyakan segala sesuatu yang secara logis tidak benar. Mereka tidak dapat diindoktrinasi untuk menganut suatu pandangan tertentu saja, sebaliknya mereka dapat diajak berpartisipasi untuk bersama menentukan cara mengatur dan mengelola sesuatu dengan segala risikonya.

Dalam banyak Negara terutama Negara maju, pola pendidikan sudah dikembangkan sedemikian rupa sehingga masalah kemampuan berpikir kritis ini telah berlangsung intensif dan berhasil membuka cakrawala baru bagi masyarakat dalam menerapkan teknologi maju dan penyebaran penemuan-penemuan baru lainnya.

Melihat perkembangan dunia saat ini dengan era globalisasi dan demokrasi, maka para orang tua pun juga harus mempersiapkan waktu dan mau berkomunikasi dengan anak sejak anak mulai menginjak usia 7 tahun. Sikap kritis anak kian membesar dengan tercermin kian membesarnya pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan terhadap hal-hal yang dianggapnya menarik perhatian anak.

Menciptakan budaya berpikir kritis di rumah dapat dilakukan orang tua melalui pembiasaan seperti mengajukan berbagai pertanyaan, mengajarkan anak untuk merangkul perbedaan, mengajarkan anak untuk menjaga milik pribadi, memberikan lingkungan penuh kasih, memahami pemberontak dan lain sebagainya. Bagi orang tua yang menghambat daya pikir kritis anak akan mengakibatkan anak menjadi pasif dan tidak berani berpikir untuk mengadakan perubahan dan inovasi.

Orang tua yang tidak siap terhadap kemampuan anak yang berpikir kritis juga akan mengalami kesulitan dalam melaksanakan perannya sebagai orang tua. Akibatnya yang muncul adalah pemikiran negative terhadap anak, misalnya anak dianggap suka berdebat, pandai berargumentasi, pemberontak dan sebagainya.

Mengapa anak perlu berpikir kritis?

Anak yang berpikir kritis akan mampu menentukan sikap dan memiliki pendirian yang tepat terhadap dinamika perubahan zaman yang terus berkembang dalam berbagai bidang kehidupan. Tanpa sikap kritis dan selektif anak akan dengan mudah terpengaruh dengan berbagai propaganda yang ada, sehingga tidak mampu menfilter terhadap pengaruh-pengaruh negative bagi dirinya dan masa depannya.

Cara meningkatkan daya pikir kritis pada anak
Metode yang tepat untuk meningkatkan daya pikir kritis pada anak adalah dengan melakukan pendekatan melalui strategi kognitif. Strategi kognitif ini lebih menekankan pada proses pemikiran bukan pada hasil akhir dari suatu pembelajaran.
Strategi kognitif khusus yang diarahkan untuk menumbuhkan cara berpikir kritis dapat dilakukan dengan melatih seperangkat kemampuan makro dan ketrampilan mikro kognitif, sehingga dapat memperlihatkan hasil yang efektif dalam mengasah kemampuan berpikir kritis dari anak.

Kategori melatih kemampuan makro antara lain dengan cara membangun perspektif, mengklarifikasi isu, menganalisis maksud dan tindakan, membuat criteria/standard, mempertanyakan, menggeneralisasi, penalaran logis, membaca dan menulis kritis. Sedangkan strategi kognitif dalam kategori melatih ketrampilan mikro antara lain membandingkan dan mengkontraskan, mencari perbedaan dan persamaan, membedakan fakta yang relevan dan tidak relevan, mengevaluasi bukti, mengeksplorasi implikasi dan konsekuensi.

Strategi-strategi pendekatan yang bersifat kognitif tersebut sangat mendukung dan relevan untuk membangun kemampuan berpikir kritis anak dengan hasil yang memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
a.Berpikir secara jelas (mencari kejelasan atas suatu sumber informasi, pendapat dan argument)
b.Akurat (keakuratan suatu pernyataan)
c.Tepat (ketepatan data-data pendukung)
d.Relevan (relevansi antara jawaban dengan pertanyaan yang diajukan)
e.Dalam dan luas (kedalaman dan keluasan suatu pernyataan yang diberikan)
f.Berfikir secara logis