Sudah sekitar 15 tahun penulis tinggal di Jakarta dan cukup lama kalau hanya untuk sekedar mebandingkan fenomena budaya masyarakat Jakarta dengan budaya masyarakat Jawa, khususnya Yogyakarta. Maklumlah peneliti asalnya dari Ngayogyakarta Hadiningrat salah satu bagian dari suku Jawa yang unik dan menarik untuk dipahami.
Singkat cerita penulis sering menghadiri pesta pernikahan adat Jawa yang diselenggarakan di Jakarta, dari yang sederhana sampai yach lumayan rumit bahkan terkesan diada-adakan dengan dalih filosofis Jawa kreasi mereka sendiri. Tetapi itu hak mereka untuk menyajikan pesta pernikahan sebagai sebuah karya seni minimal untuk dinikmati keluarga sendiri.
Ok kita batasi bicara ngalor-ngidulnya sampai di situ saja, penulis ingin mengupas mengenai pakaian adat Jawa khususnya pakaian adat Jawa untuk Pria. Pakaian adat pria ini kurang lebih terdiri dari Blangkon, Surjan/beskap, Keris, Kain Jarik (Kain Samping), sabuk sindur dan cemila/selop.
Di kota besar seperti Jakarta ini mungkin masih banyak warga keturunan Jawa yang masih bingung atau bahkan tidak tahu ada perbedaan antara pakaian adat Yogya dengan pakaian adat Solo. Sedangkan alasan kenapa harus berbeda? Bukankah kota Yogya dan Solo itu dekat, bukankah kota Yogya dan Solo itu sama-sama suku Jawa, bukankah dulunya Yogya dan Solo itu satu kerajaan? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang orang awam mungkin tidak tahu bahkan penulis pun hanya sedikit mengetahui kenapa pakaian adatnya berbeda?
Yach berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat di Yogya dan Solo sekitarnya, bahwa perbedaan tersebut merupakan buah politik akibat pecahnya Kerajaan Mataram menjadi dua yakni Kasultanan Ngayogyakarta dengan Rajanya Sri Sultan Hamengkubuwono dan Kasunanan Surakarta dengan Rajanya Sri Pakubuwono. Ranah politik dapat mengakar kemasyarakat karena di dalam system kerajaan loyalitas kepada Sang Raja itu tinggi sekali, hal ini juga terbukti sampai kepada hiburan rakyat semisal gaya pewayangan antara Yogya dan Solo juga turut berbeda.
Kembali ke masalah perangkat pakaian adat pria Jawa khususnya Yogya dan Solo, banyak warga keturunan Jawa dalam memilih atau menyewa pakaian adat sering tidak tahu atau bahkan sengaja mengkombinasi gaya pakaian adat Yogya dan Solo, misalnya blangkon pakai Yogya dan pakaian pakai Solo keris pakai gaya Madura dan lain sebagainya.
Di bawah ini ada beberapa gambar yang dapat membantu Anda membedakan gaya pakaian adat pria Yogya dan Solo.
Surjan (Yogya)
Beskap (Solo)
Blangkon Yogya - (sebelah kiri)
Blangkon Solo - (sebelah kanan)