INDONESIA MENGALAMI PEMBUSUKAN ?

Bulan demi bulan sebagai orang awam makin miris melihat fenomena sepak terjang para pemegang kekuasaan, dari manipulasi sampai korupsi, dari caci maki sampai tembak mati terpampang jelas di sajikan dalam kehidupan sehari-hari. Dan lebih hebatnya lagi sampai detik ini belum ada pemberani yang mengakui kesalahan-kesalahan yang telah dijalani.

Benar kata orang, kalau kejahatan sudah menjadi budaya, kalau kebohongan sudah menjadi jawara, pasti orang akan senang hati untuk melakukannya. Apalagi kebanyakan orang mengukur sukses dari sisi duniawi saja, Tahta, Wismo, Turonggo, Kukilo dan Wanito (Kekuasaan, Rumah mewah, Mobil mewah, IT tercanggih dan Istri yang cantik) menjadi ukuran keberhasilan orang. Bahkan sepertinya hajipun hanya sekedar menaikkan pamor, bahwa kesuksesannya telah merambah ke kulit agama yang kenyataannya jauh panggang dari apinya.

Dan lebih gila lagi gejala pembusukan itu telah mulai menjalar ke lembaga-lembaga penegak hukum, sehingga makin rumit untuk mengurai kekusutan atas rusaknya negeri ini. Sungguh tidak bisa dimengerti tidak sadarkah bahwa keluarga kita, anak cucu dan tetangga sama-sama hidup di negeri yang kita cintai ini, haruskah kejayaan negeri ini hancur dan diganti melalui revolusi yang lebih manjur dari sekedar reformasi. Seandainya rakyat yang tidak bisa menikmati hasil korupsi dan manipulasi sudah mulai bosan termarjinalkan, tinggal tunggu saja revolusi menjadi sebuah reality kebutuhan terhadap negeri yang kita cintai ini.

Sebetulnya kalau korupsi dan manipulasi ini dapat mensejahterakan rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Talaut sampai Pulau Rote, sungguh sebagian besar rakyat pasti mendukung gerakan korupsi, tetapi mungkinkah ini terjadi? Korupsi dan Manipulasi hanya menyehatkan segelintir orang yang menjadi benalu atas negeri ini. Jangan salahkan rakyat seandainya banyak yang tertarik untuk merealisasikan terbentuknya Negara baru, untuk mengamputasi pembusukan-pembusukan atas negeri ini, walaupun belum tentu terbukti kemanjuranya. Hanya kebosanan rakyatlah yang akan memicu munculnya ide membentuk pemerintahan baru, karena melihat terjadinya kebohongan-kebohongan yang dilakukan oleh para pembesar negeri ini.

Kepada pemerintah di negeri ini, tolong stop upeti dalam setiap transaksi walaupun itu tidak bisa terbukti . Mari kita bangun negeri ini, dan sejahterakan rakyat ini, pasti engkau tidak akan dicaci maki.