Benang antara 'dewasa' dan 'kekanak-kanakan'

Pernah. Suatu saat, saya berdiskusi dengan seorang orang tua murid di sekolah tempat saya bekerja. Kami diskusi sedikit mengenai anaknya, yang menurutnya cukup dewasa dan bertanggung jawab untuk seusia putranya tersebut. Saya mengiyakan, bukan karena dia orang tua murid, tapi karena menurut ceritanya, saya setuju kalau anaknya di bilang dewasa. Pembicaraan kami menggalir begitu saja. Hingga tanpa di duga dia berkata, "Sudah menikah,mba?" dia memanggilku mbak, biasanya orang tua memanggil saya ibu, tapi tak mengapa lah.

"Belum..." Jawab saya singkat sambil tersenyum.
"Emang umurnya berapa?
"28, pak"
"Wah masih muda" tambahnya.
"Ah,menurut ibu saya tidak begitu!" Saya jawab dengan nada bercanda.
"Anak pertama ya?"
"Iya pak, kok bapak tahu ya?" saya memang sedikit heran.
"Kelihatan kok kalau mbak dewasa..." Sekali lagi saya hanya mesem saja. Pembicaraan kami berakhir bersamaan dengan berakhirnya keperluan beliau terhadap saya

baca Selengkapnya