Topik di atas kedengarannya aneh, tetapi kenyataannya bisa saja terjadi. Artinya ada ketua tetapi tidak mampu memimpin subordinasinya. Dia tidak mampu menempatkan dirinya sebagai seorang pimpinan sekaligus menjadi seorang pemimpin yang handal. Dengan kata lain seorang pimpinan yang tidak memiliki jiwa kepemimpinan yang baik. Yang diteladani atau diikuti oleh bawahannya. Nah apa jadinya kalau suatu unit dalam suatu tim kerja dan pada tingkat manajemen dalam organisasi tidak memiliki pemimpin dalam artian yang sebenarnya? Hasil buruk pasti tidak dapat dielakkan.
Berikut pendapat John C. Maxwell yang disarikan dari bukunya 360 Degree Leader, menurutnya ada beberapa akibat kalau suatu organisasi, pada tingkatan tidak ada pemimpin yaitu:
a.Kehilangan Visi. Jika suatu tim kerja mulai bekerja dengan visi tertentu namun tanpa seorang pemimpin, hal ini akan menyulitkan. Mengapa? Karena visi menjadi bolong sana bolong sini. Dan tanpa seorang pemimpin, visi akan menimbulkan ketidak-teraturan dan tim bakal giyah hingga kehilangan arah. Sebaliknya jika sebuah tim memiliki pemimpin tetapi tanpa visi, bisa jadi tidak masalah karena akhirnya mereka akan membuatnya. Pemimpin seperti itu disebut visioner. Pemimpin mengarahkan kerja tim sesuai dengan visi tim.
b.Keputusan-keputusan yang tertunda. Tidak semua pengambil keputusan yang baik adalah pemimpin. Namun semua pemimpin yang baik adalah pengambil keputusan. Kalau sesuatu mendorong seorang pemimpin untuk membuat keputusan dan ternyata belum dilakukannya maka berarti ada penundaan. Lalu orang lain membantunya untuk membuat keputusan yang lebih cepat.
c.Beberapa agenda menumpuk. Ketika satu tim berkumpul dan tidak seorang pun diketahui mana yang menjadi pemimpin, maka semua individu mulai menjalankan agenda mereka masing-masing. Dan tentunya tanpa ada arahan dan komando dari seseorang. Agenda akhirnya menumpuk, ketika mereka akan menyatukan suara dan pekerjaannya, maka ketika itu pula mereka membutuhkan seorang pemimpin.
d.Konflik meluas. Salah satu peran terpenting seorang pemimpin adalah resolusi konflik. Ketidak-beradaan kepemimpinan menyebabkan konflik semakin meluas dan merusak. Sering konflik mendorong seorang pemimpin untuk melangkah dan turun tangan. Lalu membawa para individu yang berkonflik untuk duduk dalam satu meja menyelesaikan konflik.
e.Moral menurun. Napoleon pernah berkata “leaders are dealers in hope”. Ketika para pemimpin sedang tidak ada, para pengikutnya kerap kehilangan harapan. Kondisi terus-menerus seperti ini akan menyebabkan dekadensi moral sehingga akan berakibat hilangnya kepercayaan dan semangat kerja.
SATWA YANG DILINDUNGI
NOMOR 7 TAHUN 1999 TANGGAL 27 JANUARI 1999
Tentang
Jenis-jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi
1 Anoa depressicornis Anoa dataran rendah, Kerbau pendek
2 Anoa quarlesi Anoa pegunungan
3 Arctictis binturong Binturung
4 Arctonyx collaris Pulusan
5 Babyrousa babyrussa Babirusa
6 Balaenoptera musculus Paus biru
7 Balaenoptera physalus Paus bersirip
8 Bos sondaicus Banteng
9 Capricornis sumatrensis Kambing Sumatera
10 Cervus kuhli; Axis kuhli Rusa Bawean
11 Cervus spp. Menjangan, Rusa sambar(semua jenis dari genus Cervus)
12 Cetacea Paus(semua jenis dari famili Cetacea)
13 Cuon alpinus Ajag
14 Cynocephalus variegatus Kubung,Tando, Walangkekes
15 Cynogale bennetti Musang air
16 Cynopithecus niger Monyet hitam Sulawesi
17 Dendrolagus spp. Kanguru pohon(semua jenis dari genus Dendrolagus)
18 Dicerorhinus sumatrensis Badak Sumatera
19 Dolphinidae Lumba-lumba air laut(semua jenis dari famili Dolphinidae)
20 Dugong dugon Duyung
21 Elephas indicus Gajah
22 Felis badia Kucing merah
23 Felis bengalensis Kucing hutan, Meong congkok
24 Felis marmorota Kuwuk
25 Felis planiceps Kucing dampak
26 Felis temmincki Kucing emas
27 Felis viverrinus Kucing bakau
28 Helarctos malayanus Beruang madu
29 Hylobatidae Owa, Kera tak berbuntut (semua jenis dari famili Hylobatidae)
30 Hystrix brachyura Landak
31 Iomys horsfieldi Bajing terbang ekor merah
32 Lariscus hosei Bajing tanah bergaris
33 Lariscus insignis Bajing tanah, Tupai tanah
34 Lutra lutra Lutra
35 Lutra sumatrana Lutra Sumatera
36 Macaca brunnescens Monyet Sulawesi
37 Macaca maura Monyet Sulawesi
38 Macaca pagensis Bokoi, Beruk Mentawai
39 Macaca tonkeana Monyet jambul
40 Macrogalidea musschenbroeki Musang Sulawesi
41 Manis javanica Trenggiling, Peusing
42 Megaptera novaeangliae Paus bongkok
43 Muntiacus muntjak Kidang, Muncak
44 Mydaus javanensis Sigung
45 Nasalis larvatus Kahau, Bekantan
46 Neofelis nebulusa Harimau dahan
47 Nesolagus netscheri Kelinci Sumatera
48 Nycticebus coucang Malu-malu
49 Orcaella brevirostris Lumba-lumba air tawar, Pesut
50 Panthera pardus Macan kumbang, Macan tutul
51 Panthera tigris sondaica Harimau Jawa
52 Panthera tigris sumatrae Harimau Sumatera
53 Petaurista elegans Cukbo, Bajing terbang
54 Phalanger spp. Kuskus (semua jenis dari genus Phalanger)
55 Pongo pygmaeus Orang utan, Mawas
56 Presbitys frontata Lutung dahi putih
57 Presbitys rubicunda Lutung merah, Kelasi
58 Presbitys aygula Surili
59 Presbitys potenziani Joja, Lutung Mentawai
60 Presbitys thomasi Rungka
61 Prionodon linsang Musang congkok
62 Prochidna bruijni Landak Irian, Landak semut
63 Ratufa bicolor Jelarang
64 Rhinoceros sondaicus Badak Jawa
65 Simias concolor Simpei Mentawai
66 Tapirus indicus Tapir, Cipan, Tenuk
67 Tarsius spp. Binatang hantu, Singapuar (semua jenis dari genus Tarsius)
68 Thylogale spp. Kanguru tanah (semua jenis dari genus Thylogale)
69 Tragulus spp. Kancil, Pelanduk, Napu (semua jenis dari genus Tragulus)
70 Ziphiidae Lumba-lumba air laut (semua jenis dari famili Ziphiidae)
read more
INDONESIA MENGALAMI PEMBUSUKAN ?
Bulan demi bulan sebagai orang awam makin miris melihat fenomena sepak terjang para pemegang kekuasaan, dari manipulasi sampai korupsi, dari caci maki sampai tembak mati terpampang jelas di sajikan dalam kehidupan sehari-hari. Dan lebih hebatnya lagi sampai detik ini belum ada pemberani yang mengakui kesalahan-kesalahan yang telah dijalani.
Benar kata orang, kalau kejahatan sudah menjadi budaya, kalau kebohongan sudah menjadi jawara, pasti orang akan senang hati untuk melakukannya. Apalagi kebanyakan orang mengukur sukses dari sisi duniawi saja, Tahta, Wismo, Turonggo, Kukilo dan Wanito (Kekuasaan, Rumah mewah, Mobil mewah, IT tercanggih dan Istri yang cantik) menjadi ukuran keberhasilan orang. Bahkan sepertinya hajipun hanya sekedar menaikkan pamor, bahwa kesuksesannya telah merambah ke kulit agama yang kenyataannya jauh panggang dari apinya.
Dan lebih gila lagi gejala pembusukan itu telah mulai menjalar ke lembaga-lembaga penegak hukum, sehingga makin rumit untuk mengurai kekusutan atas rusaknya negeri ini. Sungguh tidak bisa dimengerti tidak sadarkah bahwa keluarga kita, anak cucu dan tetangga sama-sama hidup di negeri yang kita cintai ini, haruskah kejayaan negeri ini hancur dan diganti melalui revolusi yang lebih manjur dari sekedar reformasi. Seandainya rakyat yang tidak bisa menikmati hasil korupsi dan manipulasi sudah mulai bosan termarjinalkan, tinggal tunggu saja revolusi menjadi sebuah reality kebutuhan terhadap negeri yang kita cintai ini.
Sebetulnya kalau korupsi dan manipulasi ini dapat mensejahterakan rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Talaut sampai Pulau Rote, sungguh sebagian besar rakyat pasti mendukung gerakan korupsi, tetapi mungkinkah ini terjadi? Korupsi dan Manipulasi hanya menyehatkan segelintir orang yang menjadi benalu atas negeri ini. Jangan salahkan rakyat seandainya banyak yang tertarik untuk merealisasikan terbentuknya Negara baru, untuk mengamputasi pembusukan-pembusukan atas negeri ini, walaupun belum tentu terbukti kemanjuranya. Hanya kebosanan rakyatlah yang akan memicu munculnya ide membentuk pemerintahan baru, karena melihat terjadinya kebohongan-kebohongan yang dilakukan oleh para pembesar negeri ini.
Kepada pemerintah di negeri ini, tolong stop upeti dalam setiap transaksi walaupun itu tidak bisa terbukti . Mari kita bangun negeri ini, dan sejahterakan rakyat ini, pasti engkau tidak akan dicaci maki.
Benar kata orang, kalau kejahatan sudah menjadi budaya, kalau kebohongan sudah menjadi jawara, pasti orang akan senang hati untuk melakukannya. Apalagi kebanyakan orang mengukur sukses dari sisi duniawi saja, Tahta, Wismo, Turonggo, Kukilo dan Wanito (Kekuasaan, Rumah mewah, Mobil mewah, IT tercanggih dan Istri yang cantik) menjadi ukuran keberhasilan orang. Bahkan sepertinya hajipun hanya sekedar menaikkan pamor, bahwa kesuksesannya telah merambah ke kulit agama yang kenyataannya jauh panggang dari apinya.
Dan lebih gila lagi gejala pembusukan itu telah mulai menjalar ke lembaga-lembaga penegak hukum, sehingga makin rumit untuk mengurai kekusutan atas rusaknya negeri ini. Sungguh tidak bisa dimengerti tidak sadarkah bahwa keluarga kita, anak cucu dan tetangga sama-sama hidup di negeri yang kita cintai ini, haruskah kejayaan negeri ini hancur dan diganti melalui revolusi yang lebih manjur dari sekedar reformasi. Seandainya rakyat yang tidak bisa menikmati hasil korupsi dan manipulasi sudah mulai bosan termarjinalkan, tinggal tunggu saja revolusi menjadi sebuah reality kebutuhan terhadap negeri yang kita cintai ini.
Sebetulnya kalau korupsi dan manipulasi ini dapat mensejahterakan rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Talaut sampai Pulau Rote, sungguh sebagian besar rakyat pasti mendukung gerakan korupsi, tetapi mungkinkah ini terjadi? Korupsi dan Manipulasi hanya menyehatkan segelintir orang yang menjadi benalu atas negeri ini. Jangan salahkan rakyat seandainya banyak yang tertarik untuk merealisasikan terbentuknya Negara baru, untuk mengamputasi pembusukan-pembusukan atas negeri ini, walaupun belum tentu terbukti kemanjuranya. Hanya kebosanan rakyatlah yang akan memicu munculnya ide membentuk pemerintahan baru, karena melihat terjadinya kebohongan-kebohongan yang dilakukan oleh para pembesar negeri ini.
Kepada pemerintah di negeri ini, tolong stop upeti dalam setiap transaksi walaupun itu tidak bisa terbukti . Mari kita bangun negeri ini, dan sejahterakan rakyat ini, pasti engkau tidak akan dicaci maki.
Subscribe to:
Posts (Atom)