Kata ‘gondongan’ mengacu kepada kondisi pipi yang biasanya kanan dan kiri membengkak. Tepatnya yang dimaksud pipi disini adalah bagian pipi didepan kedua telinga yang dalam bahasa medis kita sebut regio parotis. Pembengkakan ini memberi warna kemerahan dan dapat mengakibatkan tertariknya daun telinga bagian atas kedepan dan kondisi ini sudah pasti dirasakan nyeri oleh penderita.
Parotis adalah salah satu kelompok kelenjar liur besar, yang gampang terjangkit peradangan oleh virus yang disebut ‘mumps virus’. Peradangan ini disebut parotitis atau ‘mumps’ oleh orang-orang dinegara Barat sana atau kita di Indonesia sering menyebutnya dengan ‘gondongan’ (bukan ‘gondok’, lho – jangan salah).
Parotitis mudah diobati, namun bila bukan radang akan tetapi tumor parotis maka ceritanya lain lagi, lebih sulit disembuhkan. Apa itu tumor parotis ?
Tumor parotis ada yang jinak dan ada yang ganas. Namun-jangan takut dulu- kebanyakan tumor parotis (90%) bersifat jinak. Dan ini sudah tentu melegakan kita semua. Berbeda dengan gondongan, maka tumor parotis tidak akan bisa disembuhkan hanya dengan mengoleskan serbuk ‘blau’ yang berwarna biru yang menjadi obat tradisional masyarakat kita. Blau hanya mempan untuk gondongan tapi tidak mempan untuk tumor parotis.
Satu-satu nya jalan untuk terbebas dari tumor parotis adalah dengan cara operasi. Operasi tumor kelenjar parotis sedikit agak ribet, dikarenakan banyak percabangan saraf-saraf muka yang melewati daerah itu. Salah potong, bila tidak berhati-hati melakukan operasi, dapat mengakibatkan muka ‘mencong’ akibat sebagian otot wajah menjadi lumpuh karena putusnya cabang persarafan.
Mimik muka bila terjadi putus saraf akan menyerupai kondisi ‘Bells’ Palsy’ yaitu keadaan muka seseorang yang tampak mencong, tidak simetris yang kata orang tua disebut sebagai kena teluh atau kena jampi-jampi orang yang tidak menyukai kita.
Padahal itu bukan magic, tetapi logik yaitu akibat tidak normalnya saraf muka. Pada ‘Bells’ Palsy’ disini akibat terpapar suhu dingin dalam waktu cukup lama, bisa berupa angin malam yang menerpa sebagian muka, maka saraf ditempat itu akan tidak bekerja secara normal alias lumpuh. Maka terjadilah muka mencong itu.
Tumor parotis jinak paling sering di kelenjar parotis adalah pleomorphic adenoma. Dinamakan begitu karena terdiri dari berbagai macam jaringan ((pleomorphic), ada jaringan lemak, miksoid, mucin, kadangkala tulang rawan. Struktur terbanyak yang terlihat dibawah mikroskop adalah bentuk kelenjar yang hiperplastis (adenoma). Jadi tumor jinak ini dinamakan pleomorphic adenoma.
Tumor jinak ini biasanya tumbuh perlahan-lahan, dalam 2 tahun akan berukuran 2-4 centimeter, tidak nyeri dan tidak ada keluhan lain, kecuali benjolan yang berada didepan telinga.
Pasien akan datang ke RS atau dokter terdekat, ketika mengetahui benjolan itu tidak menghilang dengan diolesi serbuk blau. Dan kian lama semakin tumbuh membesar, meski pertumbuhannya pelan dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
Kebanyakan tumor ini bersifat unilateral artinya, mengenai satu sisi saja, bisa parotis kiri ataupun parotis kanan. Pada keadaan yang jarang dapat dijumpai penderita dengan tumor bilateral, parotis kanan dan kiri.
Penderita laki-laki sedikit lebih banyak dibandingkan perempuan. Dapat mengenai semua umur, paling sering usia dewasa muda dan tua.
Meskipun tidak ganas, sebaiknya tumor jinak ini segera dioperasi, begitu diketahui. Karena semakin lambat dilakukan terapi, akan semakin besar beayanya dan juga semakin memperburuk penampilan yang secara aestetika tampak jelek.
Satu hal lagi yang menjadi kekhawatiran, ada yang disebut “Carcinoma arising in Pleomorphic Adenoma” artinya, keganasan yang timbul pada tumor yang tadinya jinak menjadi berubah ganas.
Mengenai waktunya, kapan mulai ganas tidak pasti, karena bersifat individual, artinya pada setiap pasien akan berbeda sesuai kondisi tubuh penderita. Karena itu segeralah bereskan sekecil apapun penyakit atau tumor yang anda derita.
Hal ini dapat diterapkan pada semua keadaan yang mengganggu kesehatan anda. Semakin cepat diatasi, semakin baik.
referensi NEXT